Pengabdian Pada Seni Beladiri Kuntau

 

Liong ST Pegiat Beladiri Khas Dayak, Kuntau

POSSINDO.COM, PULANG PISAU- Makin berisi Padi, maka makin merunduk, filosofi tersebut kini terus melekat dalam diri Liong. Seorang ASN muda yang bertugas di Kantor Kecamatan Kahayan Hilir, Pulang Pisau.

Dengan kesibukannya sebagai ASN, ia masih menyempatkan diri untuk mengajar Kuntau- Beladiri khas Dayak yang kini mulai langka. Menguasai aliran kuntau menurut Liong bukan untuk gagah-gagahan, namun justru untuk hidup sehat dan menjaga pikiran serta batin.

"Saya mencintai kuntau sejak kecil. Saat beranjak dewasa saya kemudian masuk beberapa perguruan kuntaw yang ada di Pulang Pisau untuk belajar. Karena masih merasa penasaran, lalu saat kuliah di Surabaya saya memperdalam lagi di beberapa perguruan dan padepokan yang ada dijawa," Ungkap Liong saat di temui dirumahnya, di kelurahan bereng.

Hingga tahun 2004, menurutnya pelestarian Kuntau memang dianggap perlu dilakukan. Dibantu kawannya, Liong berinisiatif ingin menggelar acara Tarung bebas di Pulang Pisau dengan maksud mengumpulkan para atlit kuntau agar bisa tetap eksis. Namun diperjalanannya tidak mudah, karena anak muda saat itu masih asing terhadap kuntau.

Liong Saat mengajarkan Kuntau pada anak-anak Pulang Pisau (Foto di ambil sebelum Pandemi Covid-19). Foto : Koleksi Pribadi


Atas masukan dari rekan-rekannya, Liong lalu mendirikan Aliran kuntau modern yang diberi nama Lingkar Nyahu. Liong mengaku aliran kuntau adalah beladiri yang khas, dimana jurus-jurus yang dikembangkan berasal dari alam semesta, pola keseharian binatang hingga adaptasi dari lingkungan.

"Perbedaannya, Kalau kuntau tradisional mengacu pada nilai-nilai kearifan lokal, gerakan dan jurusnya pun sudah baku. Sementara kuntau modern yang kita kembangkan juga kuat nilai kearifan lokalnya tapi mengacu pada kurikulum beladiri nasional. Tujuannya agar kuntau ini bisa masuk dalam kejuaran atau lomba-lomba beladiri yang dibuat pemerintah. Selama ini kuntau cuma dikenal sebagai beladiri tradisional dan hanya dimiliki para pendekar saja," cerita Liong.

Dirinya beranggapan bahwa untuk tetap melestarikan beladiri kuntaw memang harus ada kaderisasi dan pengajaran. Untuk itu materi dan jurus-jurus kuntau lingkar nyahu yang diajarkannya Liong mengalami sentuhan dan gaya bertarung yang lebih modern.

Liong bersama perguruan Organisasi Barisan Muda Silat Dayak atau BARMASAD. ( Foto Di ambil sebelum Pandemi Covid-19). Foto : Koleksi Pribadi


Liong mengaku mengajar kuntau ketika disaat-saat hari libur dibantu dengan asisten yang dulunya adalah murid Liong sendiri. Tempat latihan yang dipakai yakni halaman rumah. Pengajaran yang dilakukan pada anak-anak tidak dipungut biaya. Sejak awal niat mengembangkan Kuntau melalui Lingkar Nyahu menurutnya bukan komersial tapi kecintaannya pada beladiri kuntau.

"Mereka yang sudah lulus nanti berperan membesarkan perguruan. Itulah kenapa loyalitas perguruan Lingkar Nyahu kuat. Didirikan tahun 2004, aktifitas dilakukan secara mandiri dan kira-kira sudah ada 500 orang sudah alumni perguruan kuntau Lingkar Nyahu ini,"

"Kedepan kita berharap adanya tempat untuk berlatih semacam pendopo. Dibanding daerah di Kalteng prestasi kita lumayan. Biasanya kabupaten Kotim dan Barito Utara yang cukup kuat, karena pembinaan mereka jalan. Meski kita kalah dari segi difasilitas, tapi di semangat belajar kita besar," tukasnya," harap lulusan sarjana tehnik Surabaya ini.

Untuk mempermudah pengajaran Kuntau kepada para pemuda, kini dirinya di bantu beberapa rekan-rekannya sampai rela membuat Kelompok Organisasi Barisan Muda Silat Dayak atau BARMASAD. Anggotanya pun kini di perkirakan sudah mencapai ratusan orang yang tersebar di wilayah Pulang Pisau dan luar wilayah.(sjy)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال