Bangunan Tua di perbatasan Desa Mantaren yang dulunya sempat dibuka Gubernur Kalteng, Alm. Tjilik Riwut ( Foto- Rizki) |
POSSINDO.COM, PULANG PISAU- Tidak banyak yang tahu bangunan tua yang berdiri kokoh di atas sungai yang membatasi Desa Mantaren I dan Desa Mantaren II di Kecamatan Kahayan Hilir, Pulang Pisau saat ini, dulunya adalah irigasi yang dibangun dan diresmikan langsung Gubernur Kalimantan Tengah, almarhum Tjilik Riwut.
Saat media ini melihat dari dekat bangunan tua berbahan beton tersebut, kondisinya masih berdiri kokoh, tidak ada retakan. Meski beberapa bagian seperti lantai dan besi penopang mulai lapuk dan sebagian hilang. Seluruh permukaan dinding ditutupi lumut. Sementara keberadaan pohon kelor disamping bengunan ini membuat kesan kuat, tanda tuanya usia bangunan ini.Salah satu sumber, Debak Ukun ( 74) tahun, tokoh masyarakat Desa Mantaren I berkisah jika bangunan tersebut dulunya adalah irigasi yang dibangun di era presiden Soekarno sekitar tahun 1950-an. Untuk mendukung program pertanian masyarakat yang ada di dua desa, yakni desa mantaren I dan II.
Debak Ukun (74) tahun, Tokoh masyarakat Desa Mantaren I. (foto- Rizki) |
“Mulanya bangunan itu dibuat dari kayu ulin, fungsinya untuk menyalurkan air dari Sungai Kahayan ke pemukiman sawah masyarakat yang ada di atas. Karena kondisi sungai saat itu pasang surut. Namun karena kesalahan tehnis, yakni pompa mesin tidak berfungsi dan justru membuat banjir besar di wilayah atas. Tidak hanya sawah namun pemukiman masyarakat juga terendam,” kenang Debak Ukun.
Akibat banjir tersebut, beberapa tahun kemudian pemerintah lalu membangun lebih serius dengan menggunakan beton. Bahkan dirinya yang masih berusia belasan tahun mengaku ikut bekerja dengan para tukang. Sekitar tahun 1950-an bangunan itu selesai dan diresmikan langsung oleh Gubernur kalteng, Tjilik Riwut.
“Peresmiannya bahkan dilakukan cukup besar, ada syukuran. Beberapa pejabat teras kalteng juga ikut hadir. Waktu itu masih Kahayan hilir belum ada kabupaten Pulang Pisau,” kata Debak lagi.
Sumber lain, Sarmawan ( 63) tahun, warga Desa Mantaren II membenarkan jika bangunan beton diatas sungai perbatasan Desa Mantaren I dan II dulunya adalah irigasi untuk lahan pertanian masyarakat.
“Sudah sangat tua sekali, saya lahir tahun 1958 , bangunan ini sudah lebih dulu ada. Cuma dulunya informasi yang lebih tua dari saya, masih terbuat dari kayu ulin. Lalu karena banjir dibangun ulang dengan bahan beton, strukturnya sangat kokoh sekali jika dibanding bangunan saat ini,” jelas Sarwawan.
Kemudian, lanjut pria yang sudah bercucu ini seiring berkurangnya jumlah masyarakat yang bertani irigasi tidak terurus. Bahkan mesin pompa yang berfungsi sebagai pendorong air sekarang sudah hilang.
Kini bangunan tersebut dibiarkan berdiri kokoh di samping jembatan penghubung dua desa tersebut. Keberadaan bangunan yang disebut sebagai irigasi membuktikan, dulunya Desa mantaren I dan II hilir termasuk sentra Kawasan pertanian masyarakat. (Rizki)
Editor : Dedy.