Rahman Maulana warga Kalimantan saat bersama beberapa orang Gaboon, Afrika. Foto :Youtobe Nomadprostory |
POSSINDO.COM, BANJARBARU – Siapa sangka kiprah bekerja diluar negeri, khususnya di negara Afrika membawa seorang pemuda asal Kalimantan, Maulana Rahman. Sukses mengantarkannya menjadi seorang Youtober atau konten Crreator.
Dalam satu kesempatan, pria yang memiliki nama Chanel youtobe NOMADPROSTORY ini menceritakan kisah singkat perjalanan dirinya hingga bisa menjadi youtober Afrika kepada penulis.
Di ceritakan Rahman, semua Bermula Ketika di tahun 2015 dirinya yang masih bekerja pada salah satu perusahaan kelapa sawit di daerah Sampit, Kotawaringan Timur mendapat tawaran bekerja dari seorang pengusaha pengolahan pabrik kelapa sawit di negara Gabon, Afrika. Setelah melalui pertimbangan, ia pun mengambil tawaran tersebut.Bekerja hampir 4 tahun di negara Gabon, Afrika dengan rutinitas yang sama membuat dirinya mulai jenuh. Lalu tahun 2019 Maulana mulai membuat dokumentasi segala aktivitas kegiatannya di negara tersebut dan mengaploadnya melalui Youtobe.
“Beberapa video yang direkam lalu aku opload ke youtube NOMADPROSTORY. Tidak disangka ada video yang menjadi viral hingga ditonton jutaan orang. Bahkan yang minta saya membuat lebih banyak konten lagi," ujar pria yang juga bisa berbahasa Dayak ngaju ini.
Atas respon yang positif tersebut, Maulana Rahman mulai rutin membuat konten seputar kehidupan di Afrika. Mulai dari video percakapannya dengan masyarakat Afrika, penampakan anak-anak Gabon hingga yang paling viral yakni video saat anak-anak asli Afrika makan Indomie, video tersebut bahkan ditonton lebih dari 2 juta orang, subscribe chanel NOMADPROSTORY kini mendekati di angka 600 ribu orang.
Pandangan Terhadap Orang Afrika
Anggapan banyak orang selama ini tentang orang Afrika yang disebut kasar dan identik dengan kejahatan menurut Maulana tidaklah benar. Karakter masyarakat di Afrika dikatakannya sama dengan masyarakat di Indonesia, ada yang ramah dan juga kasar. Terbukti sekitar 4 tahun tinggal di Gabon, dirinya belum pernah menerima perlakuan yang kasar dari masyarakat sana.“Bahkan yang menarik itu waktu saya tiba pertama kali di sana, saya seperti merasakan tinggal dengan sensasi berbeda, seperti era di tahun 90-an. Karena di Gabon itu keberadaan sepeda motor sulit bisa kita temui di sana, begitu juga handphone canggih seperti yang ada sekarang. Masyarakat di sana cara kehidupannya masih alami tidak begitu bergantung dengan gadget,” kisahnya.
Berada jauh meninggalkan keluarga, bahkan hingga bertahun-tahun lamanya diakui Maulana memang kadang menjadi kesedihan tersendiri bagi dirinya. Untungnya jaringan sinyal yang bagus membuat ia mampu selalu berkomunikasi dengan orang tuanya, di kuala Kuayan Sampit serta teman-temannya yang ada di Kalimantan Tengah dan juga keluarga besar yang juga ada di Banjarbaru Kalimantan Selatan.
Sebelum berangkat ke Afrika, Maulana Rahman memang sempat beberapa kali berpindah tempat tinggal. Meski lahir di Martapura namun ia juga lama tinggal di daerah Banjarbaru. Dirinya juga mengaku sempat mondok di Pesantren Al-Falah landasan Ulin Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Kemudian saat usia SMA hingga bekerja juga lama dihabiskan di daerah Sampit, Kalimantan tengah. Tidak heran selain fasih bahasa banjar, Maulana juga bisa berbahasa Dayak Ngaju.
Duka lainnya yang ia alami bahkan sampai pernah ditahan dan di penjara oleh pemerintah Gabon. Untungnya tidak lama, hanya beberapa jam saja karena ijin Kitas-nya yang sudah mati. Kesigapan pihak perusahaan yang langsung mengurus akhirnya menyelamatkan dirinya.
“Paling berharga yang saya dapatkan ketika bekerja di Afrika yaitu selain penghasilan yang cukup besar, kini saya juga mulai bisa berbahasa Inggris dan Perancis, kebetulan bahasa Perancis memang dipakai warga Gabon. Selain itu yang paling dirasakan sekarang saya bisa menjadi youtuber dengan subscribe yang terus meningkat, artinya konten yang saya buat memang disukai orang,” ujarnya.
Dilanjutkan Maulana, berinteraksi dengan dengan orang di Afrika ia juga beberapa kali sempat bertemu orang Indonesia yang tinggal di Afrika. Beberapa warga Indonesia yang terlihat di youtobenya ada yang juga senasib dengan dirinya, sebagai seorang pekerja. Namun ada juga yang sudah menjadi warga Afrika dan berbaur dengan warga disana.
Nama :
Maulana Rahman
Alamat :
Kuala Kuayan, Mentaya Hulu, Kotawaringin Timur – Kalimantan Tengah
Pekerjaan :
Pegawai asing di Afrika
Hobi :
Seni & Olahraga
Pendidikan :
SMANSA Mentaya Hulu
Bahasa daerah:
Banjar dan Dayak Ngaju
Bahasa asing:
Inggris & Perancis
Akun Youtube:
NOMADPROSTORY