Begini Rasanya Naik Kapal (MP) Drajat Paciran Ke Lamongan

 

Fatimah dan Susi Wulandari saat menaiki Kapal (MP) Drajat Paciran Dari Pelabuhan Bahaur, (Pulang Pisau) Menuju Pelabuhan lamongan ( Jawa Timur) tahun 2019 lalu. ( Foto/ IST)

POSSINDO.COM, PULANG PISAU- Kisah ini terjadi Dua (2) tahun yang lalu tepatnya di tahun 2019, Ketika pandemk Covid-19 belum melanda. Dimana saat Lebaran menjadi hari yang spesial bagi umat islam di seluruh dunia, karena di momen Idul Fitri banyak sekali orang yang rela mengambil cuti bekerja hanya untuk mudik berkumpul bersama keluarga tercinta.

Nah pengalaman mudik keluar Pulau Kalimantan, saya alami sendiri ( Fatimah) Bersama dengan adikku ( Susi Wulandari), saat itu kami merencanakan ide yang cukup gila, yaitu mudik lebaran Idul Fitri ke Jawa Timur, tepatnya di kabupaten Pasuruan hanya dengan menggunakan motor dan akan naik menumpang Kapal Kapal Perahu Motor Drajat Paciran, kapal yang menjadi kebanggaan warga Bahaur-Kabupaten Pulang Pisau itu.

Iya, kapal sepanjang 80,22 meter dan lebar 15, 2 meter, produksi PT Adiluhung Sarana tersebut memang sempat hangat menjadi perbincangan warga di Pulag Pisau. Bagaimana tidak, kapal itu digadang-gadang akan menjadi pioner pembuka jaringan ekonomi koneksi laut antara  Pulang Pisau dengan Pulau Jawa, melewati Pelabuhan lamongan.

Kami ingat, saat itu meski jadwal keberangkatan KMP Drajat Paciran dijadwal pada Rabu, 12 Juni 2019 pukul 09:00 Pagi. Namun, sehari sebelumnya yakni, Selasa 11 Juni 2019, Saya dan adikku sudah berangkat dari rumah menuju pelabuhan Bahaur. Kami sengaja lebih awal dan memilih menginap di area pelabuhan  bahaur memang untuk berjaga-jaga, agar bisa menyesuaikan keberangkatan kapal.

Sebagai pemula, yang tidak tahu lokasi Pelabuhan dan proses naik kapal laut. Pada ba’da magrip kami sudah berangkat dengan mengendarai motor melalui jalanan yang sepi (saat itu lalulintas tidak seramai sekarang). Setelah menempuh rute darat hampir 2,5 jam, kami tiba di pelabuhan Bahaur, suasana sangat sepi saat itu.

Tidak jauh dari Pelabuhan, di satu warung aku berdua mendapat informasi jika selain kami,  sudah ada beberapa calon penumpang KMP Drajat Paciran yang sudah datang dan berada di area ruang tunggu. Kami pun masuk, mencari lokasi menginap malam itu. 

Di dalam Kawasan Pelabuhan, lokasinya cukup luas. Di tiap sisinya dipasangi pagar, beberapa bangunan baru nampak belum di isi Sebagian lagi masih lahan kosong ditumbuhi rumput. Hingga, perjalanan kami sampai di ruang  tunggu, tempatnya ber- AC dan memang ada beberapa orang yang kami yakin adalah calon penumpang kapal, seperti kami.

Mungkin karena perlu istrihat dan tempat yang lebih tenang, aku dan adikku lebih memilih beristirahat di musholla yang lokasinya tidak jauh dari ruang tunggu. Selain tempatnya lebih bersih, musholla tersebut terdapat karpet.

 Pertama Kalinya, Naik Kapal Paciran Drajat

Keesokan harinya, sekitar Pukul  09:00 Wib kapal sudah akan berangkat, kami yang sedari pagi sudah siap bersama penumpang lainnya bergegas menuju loket pembelian tiket, yang harganya cukup terjangkau. Untuk satu buah motor dari pelabuhan Bahaur ke Pelabuhan ASDP Paciran dikenakan harga Rp.298.000. Sementara tarif pejalan kaki dewasa sebesar Rp. 109.000 dan anak-anak sebesar Rp. 73,000 .

Syaratnya pun tidak rumit, hanya di mintai copy KTP dan STNK sedangkan untuk pejalan kaki cukupmelampirkan KTP saja. Usai tiket ditangan, kami diperbolehkan menaiki kapal. Khusus motor roda dua langsung do arahkan parkir di dek bagian bawah, setelahnya kami naik Kembali ke deck atas untuk berbaur dengan penumpang lainnya.

Dengan Motor, Dua Kakak Beradik ( Fatimah dan Susi Wulandari) Mencoba menaiki Kapal Drajat Paciran untuk Merayakan Idul Fitri Ke Jawa Timur, tahun 2019 lalu. Foto/ Koleksi Pribadi 


Bagi kami berdua ini adalah pertama kalinya naik kapal laut dan juga merasakan Sensasi kapal KMP Drajat Paciran yang sebelumnya begitu ramai dipromosikan oleh pemerintah setempat. Maklum saja ini menjadi salah satu kapal penghubung antara Pulau Kalimantan dengan Jawa. Menempuh waktu hampir 24 Jam, kami mencoba berkeliling area kapal Besi ini untuk mengusir rasa jenuh sekaligus mengobati penasaran akan kapal ini.

Layanan Kapal KMP Drajat Paciran

Di dalam kapal, ada satu ruangan yang berisikan beberapa kursi untuk penumpang yang mau merokok ataupun sekedar bersantai. Di ruang lain, yang diperuntukan bagi penumpang juga disediakan yang ranjang susun dan beberapa Kasur untuk beristirahat. Namun terdapat pilihan ruang, ada yang dilengkapi TV dan AC ada juga yang biasa saja, tanpa fasilitas. Uniknya ruangan itu sama-sama free, bebas dipakai penumpang tanpa mbayar.

Kemudian setiap tempat tidur juga dibuatkan colokan untuk mengecharge hanphone, sehingga penumpang tidak perlu bersusah payah Ketika Hpnya lowbat.

Berpindah ke ruangan lain, ternyata ada juga disediakan ruang keluarga bagi penumpang yang ingin lebih privacy, namun kali ini ruangannya tidak free. Pengguna kamar ini akan dikenakan biaya tambahan sekitar 500 ribu. Alasannya kamar ini punya WC khusus dan dilengkapi layanan khusus.

Bagi yang suka ngopi, jangan khawatir, Kapal Ferry KMP Drajat Paciran  rupanya juga dilengkapi dengan kafetaria. Dimana kita bisa pesan minum seperti teh, kopi atau minumaan es. Untuk yang ingin mengganjal perut juga ada mie seduh dan nasi kotak  khusus. Karena nasinya dikemas dalam Styrofoam, harganya pun murah hanya dipatok Rp. 10.000 perkotaknya.

Satu lagi yang menyenangkan, di kafetaria Kapal Ferry KMP Drajat Paciran juga disediakan beberapa alat music band yang bisa dipakai pengunjung untuk menjadi hiburan sendiri dan semuanya  free alias gratis.

Meski sedang berada ditengah laut, namun dengan berkeliling kapal KMP Drajat Paciran membuat suasana jadi terasa menyenangkan. Waktu perjalanan seakan menjadi begitu cepat dan tidak terasa membosankan. Usai berkeliling beberapa jam, akhirnya bisa tertidur pulas hingga akhirnya terbangun saat sudah sampai di Pulau Jawa, tepatnya Pelabuhan Paciran, Kabupaten Lamongan-Jawa Timur.

Beberapa tips untuk  yang akan Naik Kapal Drajat Paciran, saran kami pertama pastikan kondisi tubuh sudah fit dan sehat. Karena naik kapal laut tidak diperkenankan bagi yang tengah sakit atau mabok laut. Kemudian juga bawa bekal makanan kecil atau minuman mineral untuk menghemat selama dikapal. (Fatimah)

 Editor : Tim

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال