Drs. Misri Syarkawie Tokos Pers Kalimantan Selatan Anggota DPRD Kalsel Periode 2014 - 2019 * 24 Agustus 1958 - 8 Februari 2022* |
ABAH adalah sosok SUPER FATHER bagi kami tiga bersaudara.
Abah tidak hanya mampu menjadi teladan ayah, bahkan mampu menjadi seorang ibu
jika diperlukan.
Selain SUPER FATHER, abah juga dikenal memiliki sifat penyabar dan tenang. Tidak jarang berbagai masalah yang ada di keluarga kami, bahkan rekan kerjanya, abah banyak diminta untuk jadi juru runding bahkan menasehati yang sedang bertikai. Selain itu juga sering kali dimintai pendapat oleh rekan bahkan juniornya tentang banyak hal.
Karena SUPER FATHER itulah mulai kecil saya sudah memiliki role model yang tidak jauh, tidak orang lain tapi abah sendiri. Saya memulainya dengan aktif di Pers Kampus, HMI hingga masuk Parpol, itu semua sama dengan yang abah lakukan sejak muda. Namun memang jika dibanding beliau sepak terjangnya, masih sangat jauh dari harapan.
Bahkan saat lulus kuliah hingga berkeluarga pun, saya enggan jauh-jauh untuk berkarir melanglang buana jauh dari orang tua sama seperti teman-teman sebaya. Saya lebih memilih menetap di Kota Banjarmasin dan dekat dengan abah, walau pun harus bekerja dengan jabatan dan penghasilan yang jauh levelnya dibanding teman-teman saya yang lainnya.
Saya pun menjatuhkan pilihan sebagai kuli tinta, sebuah profesi yang awalnya beliau tentang, namun akhirnya harus direstui karena merasa anaknya ini ingin seperti dirinya. Lucu memang, saat profesi lain misalnya dokter, polisi hingga tentara, ingin anak mereka seperti mereka. Justru kebanyakan kalau profesi wartawan, mereka tidak ingin anaknya ikut jadi kuli tinta juga nantinya.
Pilihan sebagai kuli tinta ini pun saya geluti sampai hari ini. Karena memang dulu abah pernah 11 tahun bekerja di bidang media dan juga saya bisa lebih dekat beliau. Saya merasa senang akan profesi ini, pertama profesi yang sama dengan abah, kedua saya bisa bekerja di Kota Banjarmasin agar dekat dan rutin mengunjunginya, baik untuk berdiskusi tentang banyak tema di kursi tamu sampai meja makan, minta pendapat atas permasalahan yang saya hadapi, melihat kondisi beliau, hingga hanya untuk mengantarkan kue apam paranggi atau roti pisang setiap pagi untuk sarapan pertama beliau saat bangun pagi.
Bagi saya itu sudah merupakan nikmat tersendiri, karena tidak semua teman sebaya saya bisa melakukannya, mengingat mereka harus dilempar oleh kantornya bekerja di cabang lain dan harus terpisah dari orang tua bahkan anak isteri dalam waktu lama.
Kini SUPER FATHER itu sudah tiada. Beliau wafat setelah berjuang 1 bulan ini menghadapi penyakit kanker paru stadium akhir. Banyak sekali kebaikan, ilmu hingga contoh nyata pelajaran kehidupan yang sudah abah berikan ke kami hingga kami bertiga dewasa sekarang. Mudahan-mudahan semuanya itu bisa kami amalkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi nantinya.
Memang kembalinya abah kepadaNya tentu membuat keluarga kami sangat terpukul, bahkan membuat kehidupan yang dijalankan menjadi timpang. Namun baperan terhadap sesuatu yang sudah takdirNya tidaklah baik, jadi lebih baik menyikapi takdirNya ini untuk bahan instropeksi sekaligus motivasi menjadi pribadi yang lebih baik.
Terakhir terimakasih atas segala bantuan teman, rekan kerja hingga keluarga yang sudah membantu abah berjuang menghadapi penyakitnya selama 1 bulan ini. Mohon maaf dan maklum tidak bisa menjawab semua pesan bela sungkawa yang masuk dari ponsel saya maupun abah. Kami juga memohon maaf apabila selama beliau bergaul di tempat kerja, keluarga hingga organisasi, ada salah kata dan khilaf yang kurang berkenan dihati. Tolong doanya mudahan SUPER FATHER saya Husnul Khotimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Amin.
( 9 Februari 2022, Ditulis oleh Anak Almarhum, Arief Syarkawie )