Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Jabiren Raya, Mambang S.P bersama Penyuluh pertanian memamerkan buah semangka hasil produksi Petani Desa Henda. Foto/IST |
POS SINDO.COM, PULANG PISAU – Dalam beberapa tahun terakhir, Desa Henda yang ada di Kecamatan Jabiren Raya, mulai dikenal akan produk buah Semangka tanpa bijinya. Semangka yang dihasilkan dari petani Henda memiliki keunggulan sendiri, selain rasanya yang manis buahnya mampu bertahan hingga 5 hari sejak dipetik.
Irwanto, Ketua kelompok Tani (Poktan) Batuah Desa Henda, Ketika dibincangi media ini menyampaikan jika dari kelompok milik mereka saja punya lahan garapan sekitar 20 hektar. Lahan tersebut oleh kelompok petani ditanami dengan tanaman semangka semua. Sehingga Ketika musim panen tiba, hasilnya cukup menjanjikan.
“Alhamdulilah panen tahun ini hasilnya cukup bagus. Kalau melihat hasil kemarin, 1 hektar bisa menghasilkan lebih dari 20 ton semangka,” tutur Irwanto.
Untuk pemasaran sendiri, dikatakan Irwanto pihaknya tidak mengalami kesulitan. Sebab sudah memiliki serapan sendiri. Ketika akan panen pembeli sudah siap mengambil, mulai dari Pangkalan bun, Banjarmasin, dari Bontang Kalimantan Timur hingga Kalimantan Barat.
“Harga memang bervariasi menyesuaikan besar dan kecilnya buah. Kita jual dari harga 3 ribu perkilogramnya untuk ukuran kecil hingga harga 7 ribu ukuran yang besar. Semuanya punya pasar sendiri, “ ungkap Irwanto.
Terkendala Harga Pupuk
Sayangnya potensi menjanjikan tersebut tidak di ikuti dengan harga pupuk yang justru mengalami kenaikan. Menurut pengakuan Irwanto, rata-rata petani semangka mengalami kendala akan mahalnya harga pupuk jenis Mutiara.“Harapan kepada pemerintah agar bisa di bantu pupuk subsidi, karena harga pupuk non subsidi cukup melambung harganya. Misalkan pupuk mitiara dulu masih di harga 300 ribu perkotak isi 24 kilogram saat ini sudah naik di harga 450 ribu. Kalau terus-terusan naik, maka keuntungan petani juga jadi sedikit,” harap Irwan.
Terpisah, Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Jabiren Raya, Mambang S.P mengakui jika komoditas semangka merupakan produk unggulan desa dari Henda. Bahkan saat ini total luas kebun semangka dari desa tersebut di kisaran 110 hektar, dan mampu panen ratusan ton.
“Petani banyak menggantungkan usahanya di kebun semangka, biasanya mereka akan mulai tanam di bulan desember dan Januari kemudian dibulan maret dan April masuk musim panen. Hasilnya cukup menjanjikan,” terang Mambang.
Dirinya menyebut kelebihan buah semangka tanpa biji dari Petani Henda adalah rasanya yang manis dan bisa tahan lama hingga 5 hari usai dipetik. Sehingga menjadi daya tarik pembeli dari luar daerah. Sebagai Balai Penyuluh, pihaknya dikatakan Mambang sejauh ini terus berupaya melakukan pendampingan pada para petani semangka yang tergabung dalam Poktan.
“Untuk Kendala memang ada, misalkan pada pengendalian hama penyakit. Kemudian juga perlu pendampingan dalam penyiapan lahan, pemupukan hingga saat menjelang panen. Itu terus kita dampingi,” ucapnya.
Mambang juga tidak memungkiri harga pupuk yang terus naik menjadi keluhan para petani Semangka di Desa Henda. Pihaknya pun mengaku akan menyampaikan hal tersebut kepada dinas terkait agar bisa mendapat solusi untuk membantu para petani. ( Hen)
Editor : Dedy
Tags
Pulang Pisau