Sosok H.Muhammad Sanusi ketika masih hidup, dikenal sebagai Pejuang Kemerdekaaan dan Anggota di Sarekat Islam. Foto/ Arsip Keluarga |
POSSINDO.COM, PULANG PISAU- Haji Muhammad Sanusi atau dikenal dengan HM Sanusi merupakan salah satu Pahlawan nasional asal Kabupaten Pulang Pisau.
Untuk mengenang jasanya, setiap peringatan kemerdekaan, makamnya yang berada di Kelurahan Bereng RT 04, Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau, selalu di Ziarahi.
Di masa perjuang, dirinya dikenal punya peran sentral sebagai pejuang perintis kemerdekaan RI di wilayah Kalimantan Tengah. Hal tersebut bisa dilihat berdasarkan SK Menteri Sosial RI nomor 162/II/1975/PK yang dikeluarkan tahun 1975, ketika Mensos saat itu di Jabat H.M.S Mintaredja,SH yang isinya mengakui Peran H.M Sanusi sebagai salah satu panitia pergerakan Kemerdekaan RI pada masa itu.
Penelusuran media ini dari bebeberapa sumber, HM Sanusi Lahir di daerah Mandomai (Kapuas) tahun 1898 Silam, dari ayahnya yang bernama Abdul Gafoer dan ibunya yang dipanggil Adung. Ia meninggal di usia 79 tahun, yakni tanggal 24 April 1977 dan di makamkan di Kelurahan Bereng, tidak jauh dari rumah mertuanya Matal Uning, salah satu Saudagar besar asal Bereng.
Menurut salah satu tokoh sejarah setempat, guru Itau Udin (kini penutur sudah wafat) HM Sanusi berperawakan tinggi, memiliki kebiasaan menyisir rambut dan kemana-mana suka berpakaian rapi.
“Sebagai pedagang yang suka bepergian ke Banjarmasin dan Pulau Jawa, gaya Hidup HM Sanusi terlihat berbeda dengan masyarakat zaman itu. Dia suka berpenampilan rapi, bahkan bawahan bajunya sering dimasukan kecelana seperti stelan bangsawan belanda,” cerita guru itau saat masih hidup pada media ini.
Dalam keseharian, HM Sanusi kenal sebagai seorang muslim yang taat. Disela-sela berdagang dan berjuang, dirinya bersama beberapa tokoh agama kala itu bahkan sempat mendirikan masjid jami At Taqwa untuk mempermudah warga sekitar dalam beribadah. Hingga kini bangunan tersebut masih berdiri kokoh di Jalan HM Sanusi kelurahan Bereng RT 07 namun kini sudah dijadikan Tempat Pendidikan mengaji bagi warga sekitar.
Semasa mudanya, HM Sanusi bekerja sebagai pedagang tikar dengan menggunakan kapal dagang. Karena dizaman itu akses jalan diwilayah Kalimantan di dominasi jalur sungai.
Sanusi di sela-sela aktifitas berdagang rupanya diam-diam organisasi Sarekat Islam dan mulai menyuarakan kemerdekaan, menentang kekejaman penjajahan belanda dan Jepang bersama pejuang lainnya.
Mengutip dari karya Ilmiah karya Nolla Ressa Putrianty tahun 2018, berjudul H.M Sanusi Pejuang perintis kemerdekaan di Bumi Handep Hapakat, ditulis jika sosok Sanusi muda adalah pedagang tikar dan sangat begitu aktif di organisasi Syarikat islam pimpinan Haji Omar Said atau H.O.S Tjoktominoto.
Bahkan kiprahnya dalam organisasi sarekat islam semakin dikuatkan ketika di tanggal 6 sampai 8 Februari tahun 1926 atau saat usianya masih 28 tahun., H.M Sanusi muda sudah nekat berangkat ke Bandung mewakili seluruh anggota partai sarekat islam kuala Kapuas dalam acara Persidangan Congres Al-Islam Hindia yang ke V. Dari penelusuran sejarah, kongres tersebut merupakan pra kongres untuk menuju Kongres dunia islam yang akan diadakan di Mekkah.
Profesinya sebagai pedagang yang cukup besar dikala itu memudahkan ruang gerak Sanusi dalam mendukung perjuangan kemerdekaan. Ia sering bepergian ke Banjarmasin bahkan hingga ke jawa dengan alasan perniagaan, padahal secara terselubung dirinya mengikuti pergerakan bersama para pejuang saat itu.
Pun sepulangnya ke Banjarmasin dan Wilayah kalteng saat itu, dirinya juga mudah sekali masuk ke berbagai tempat untuk menyebarkan pesan-pesan kemerdekaan pada para pejuang lokal. Para polisi belanda saat itu sama sekali tidak membaca sepak terjang Hm Sanusi.
“HM Sanusi sering bepergian ke Banjarmasin dan Pulau Jawa dengan alasan mengambil barang dagangan. Padahal hanya sisasatnya saja untuk lolos dari pantauan Belanda. HM Sanusi Ketika di jawa lalu bergabung dengan pejuang lain di organisasi Syarekat islam, mereka melakukan rapat-rapat rahasia lalu kemudian hasilnya di sampaikan ke para pejuang yang ada di daerah. Saat itu ruang gerak pejuang kemana-mana di awasi ketat oleh Belanda. Hanya orang tertentu yang bisa lolos, salah satunya para pedagang,” jelas Itau.
Bahkan, Berkas tanda perjuangan HM Sanusi di saksikan dan di tandatangani langsung oleh George Obus yang saat itu sebagai pensiunan Residen Kalimantan Tengah.
Atas jasa dan perjuangannya, H, Sanusi bersamaan dengan George Osos ditahun 1979 diangkat menjadi Pahlawan Nasional, perintis Kemerdekaan oleh Pemerintah Indonesia, melalui kementrian Sosial.
Untuk mengenang jasa perjuangannya, Pemerintah daerah Kabupaten Pulang Pisau menamakan salah satu jalan diwilayah Kelurahan Bereng, menjadi jalan HM Sanusi. Dan nama yang sama juga disematkan menjadi nama Studion utama di Pulang Pisau menjadi Studion HM Sanusi.
Tahun 1924 – 1927 dirinya pernah menjabat sebagai sekretaris I Cabang Syarikat Islam di Kuala Kapuas. Saat itu Organisasi Syarikat Islam Pusat di pimpin Oleh Haji Omar Said atau H.O.S Tjoktominoto yang juga adalah guru dari Presiden Pertama Soekarno.
Tahun 1930 – 1935 H, Sanusi juga pernah menjadi penghulu agama yang bertugas di kecamatan Kahayan hilir yang masih berada di bawah Kabupaten Kapuas.
Tahun 1953 – 1957 dirinya juga pernah menjadi anggota DPRDS Kapuas.
Tahun 1947 – 1949 dirinya tercatat masuk dalam kesatuan ALRI Divisi IV daerah Kahayan Hilir, urusan agama, Markas ALRI Divisi IV.
Ditulis oleh Dedy Sanjaya dan tim Pos sindo.
Sumber : Dokumen perjuangan Hm Sanusi, karya Ilmiah karya Nolla Ressa Putrianty tahun 2018, dengan Judul "H.M Sanusi Pejuang perintis kemerdekaandi Bumi Handep Hapakat", tokoh masyarakat
Penelusuran media ini dari bebeberapa sumber, HM Sanusi Lahir di daerah Mandomai (Kapuas) tahun 1898 Silam, dari ayahnya yang bernama Abdul Gafoer dan ibunya yang dipanggil Adung. Ia meninggal di usia 79 tahun, yakni tanggal 24 April 1977 dan di makamkan di Kelurahan Bereng, tidak jauh dari rumah mertuanya Matal Uning, salah satu Saudagar besar asal Bereng.
Menurut salah satu tokoh sejarah setempat, guru Itau Udin (kini penutur sudah wafat) HM Sanusi berperawakan tinggi, memiliki kebiasaan menyisir rambut dan kemana-mana suka berpakaian rapi.
“Sebagai pedagang yang suka bepergian ke Banjarmasin dan Pulau Jawa, gaya Hidup HM Sanusi terlihat berbeda dengan masyarakat zaman itu. Dia suka berpenampilan rapi, bahkan bawahan bajunya sering dimasukan kecelana seperti stelan bangsawan belanda,” cerita guru itau saat masih hidup pada media ini.
Dalam keseharian, HM Sanusi kenal sebagai seorang muslim yang taat. Disela-sela berdagang dan berjuang, dirinya bersama beberapa tokoh agama kala itu bahkan sempat mendirikan masjid jami At Taqwa untuk mempermudah warga sekitar dalam beribadah. Hingga kini bangunan tersebut masih berdiri kokoh di Jalan HM Sanusi kelurahan Bereng RT 07 namun kini sudah dijadikan Tempat Pendidikan mengaji bagi warga sekitar.
Aktif Di Sarekat Islam Pimpinan OS Tjokroaminoto
Peran HM Sanusi dalam kemerdekaan Indonesia cukup sentral dalam menghubungkan Antara Kalimantan dan perjuangan wilayah jawa. Salah satunya diilakukan HM Sanusi melalui keikutsertaan di organisasi Syarikat Islam pimpinan Haji Omar Said Tjokroaminoto yang dikenal sebagai guru Soekarno di tahun 1924.Semasa mudanya, HM Sanusi bekerja sebagai pedagang tikar dengan menggunakan kapal dagang. Karena dizaman itu akses jalan diwilayah Kalimantan di dominasi jalur sungai.
Sanusi di sela-sela aktifitas berdagang rupanya diam-diam organisasi Sarekat Islam dan mulai menyuarakan kemerdekaan, menentang kekejaman penjajahan belanda dan Jepang bersama pejuang lainnya.
Mengutip dari karya Ilmiah karya Nolla Ressa Putrianty tahun 2018, berjudul H.M Sanusi Pejuang perintis kemerdekaan di Bumi Handep Hapakat, ditulis jika sosok Sanusi muda adalah pedagang tikar dan sangat begitu aktif di organisasi Syarikat islam pimpinan Haji Omar Said atau H.O.S Tjoktominoto.
Bahkan kiprahnya dalam organisasi sarekat islam semakin dikuatkan ketika di tanggal 6 sampai 8 Februari tahun 1926 atau saat usianya masih 28 tahun., H.M Sanusi muda sudah nekat berangkat ke Bandung mewakili seluruh anggota partai sarekat islam kuala Kapuas dalam acara Persidangan Congres Al-Islam Hindia yang ke V. Dari penelusuran sejarah, kongres tersebut merupakan pra kongres untuk menuju Kongres dunia islam yang akan diadakan di Mekkah.
Profesinya sebagai pedagang yang cukup besar dikala itu memudahkan ruang gerak Sanusi dalam mendukung perjuangan kemerdekaan. Ia sering bepergian ke Banjarmasin bahkan hingga ke jawa dengan alasan perniagaan, padahal secara terselubung dirinya mengikuti pergerakan bersama para pejuang saat itu.
Pun sepulangnya ke Banjarmasin dan Wilayah kalteng saat itu, dirinya juga mudah sekali masuk ke berbagai tempat untuk menyebarkan pesan-pesan kemerdekaan pada para pejuang lokal. Para polisi belanda saat itu sama sekali tidak membaca sepak terjang Hm Sanusi.
“HM Sanusi sering bepergian ke Banjarmasin dan Pulau Jawa dengan alasan mengambil barang dagangan. Padahal hanya sisasatnya saja untuk lolos dari pantauan Belanda. HM Sanusi Ketika di jawa lalu bergabung dengan pejuang lain di organisasi Syarekat islam, mereka melakukan rapat-rapat rahasia lalu kemudian hasilnya di sampaikan ke para pejuang yang ada di daerah. Saat itu ruang gerak pejuang kemana-mana di awasi ketat oleh Belanda. Hanya orang tertentu yang bisa lolos, salah satunya para pedagang,” jelas Itau.
Berjuang Bersama G Obos
Sebagai tokoh pejuang intelektual, rupanya HM Sanusi berteman akrab dengan pahlawan asal kalteng lainnya yakni George Obus Umar atau dikenal G. Obus. Keduanya rupanya lama berkawan sejak berjuang dari Banjarmasin.Bahkan, Berkas tanda perjuangan HM Sanusi di saksikan dan di tandatangani langsung oleh George Obus yang saat itu sebagai pensiunan Residen Kalimantan Tengah.
Atas jasa dan perjuangannya, H, Sanusi bersamaan dengan George Osos ditahun 1979 diangkat menjadi Pahlawan Nasional, perintis Kemerdekaan oleh Pemerintah Indonesia, melalui kementrian Sosial.
Untuk mengenang jasa perjuangannya, Pemerintah daerah Kabupaten Pulang Pisau menamakan salah satu jalan diwilayah Kelurahan Bereng, menjadi jalan HM Sanusi. Dan nama yang sama juga disematkan menjadi nama Studion utama di Pulang Pisau menjadi Studion HM Sanusi.
Kegiatan Semasa Hidup Muhammad Sanusi yang tercatat dalam sejarah, yaitu :
Tahun 1924 – 1927 dirinya pernah menjabat sebagai sekretaris I Cabang Syarikat Islam di Kuala Kapuas. Saat itu Organisasi Syarikat Islam Pusat di pimpin Oleh Haji Omar Said atau H.O.S Tjoktominoto yang juga adalah guru dari Presiden Pertama Soekarno.
Tahun 1930 – 1935 H, Sanusi juga pernah menjadi penghulu agama yang bertugas di kecamatan Kahayan hilir yang masih berada di bawah Kabupaten Kapuas.
Tahun 1953 – 1957 dirinya juga pernah menjadi anggota DPRDS Kapuas.
Tahun 1947 – 1949 dirinya tercatat masuk dalam kesatuan ALRI Divisi IV daerah Kahayan Hilir, urusan agama, Markas ALRI Divisi IV.
Ditulis oleh Dedy Sanjaya dan tim Pos sindo.
Sumber : Dokumen perjuangan Hm Sanusi, karya Ilmiah karya Nolla Ressa Putrianty tahun 2018, dengan Judul "H.M Sanusi Pejuang perintis kemerdekaandi Bumi Handep Hapakat", tokoh masyarakat
Tags
Ragam