Pertalite Naik Beban Masyarakat Ikut Naik

Suasana antrian pembelian BBM jenis Pertalite yang ada disalah satu pom bensin yang ada di jalan Basuki Rachmad Jakarta Timur. (Foto / Arief Suseno)

POSSINDO.COM, JAKARTA - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi diseluruh Indonesia oleh Pertamina yang diisukan pada hari ini 1 September 2022 menyita banyak perhatian masyarakat.

Harga BBM jenis Pertalite yang sebelumnya Rp7.650 per liter santer beredar akan naik menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian pada jenis Pertamax yang dari harga Rp12.500 per liter di rencanakan menjadi Rp16.000 per liter, sedangkan untuk Solar Rp5.150 per liter akan menjadi Rp7.200 per liternya.

Masyarakat menganggap rencana kenaikan harga tersebut dirasa belum tepat. Hal ini dikarenakan mengingat perekonomian masih belum setabil, akibat dampak terjadinya COVID-19 selama dua tahun terakhir.

"Kenaikan harga BBM ini tentunya sangat berpengaruh, apalagi yang pekerjaannya sebagai supir" ucap Riski pria berusia 32 tahun asal Ciwidey Bandung Jawa Barat salah satu supir ekspedisi (1/09/2022).

Dirinya mengatakan, ada sebagian pom bensin yang dihari-hari sebelumnya telah menaikkan harga. Salah satunya adalah Pom Bensin yang ada di daerah Kalimang Jakarta Timur, namun juga ada pom bensin yang belum melakukan kenaikan harga.

"Pom bensin yang sudah menaikkan harga ini adalah rata-rata milik pemerintah yang subsidi, sedangkan milik perorangan atau swasta yang non subsidi masih ada belum ada kenaikan harganya" terang Riski.

Kenaikan harga jual BBM bersubsidi jenis Pertalite per liternya menjadi Rp10.000 dianggap masih menjadi beban untuk masyarakat seperti para pengemudi Ojek Online (Ojol) di Jakarta. Hal tersebut dikarenakan para pengemudi sedang mengalami kesulitan mulai dari sepinya penumpang maupun orderan pengiriman paket hingga turunya harga tarif penumpang.

Suasana unjuk rasa Ojol di DPR, pada Senin 29 Agustus 2022 saat menolak kenaikan BBM. (Foto : dok Foto/ Detik.com)

Pada sebelumnya, Senin 29 Agustus 2022 para pengemudi Ojol juga sempat menggelar unjuk rasa didepan Gedung DPR-MPR Jakarta. Unjuk rasa tersebut dilakukan mengenai empat tuntutan salah satunya adalah menolak kenaikan harga BBM.

Dari ketiga tuntutan lainnya yakni, revisi UU Nomor 22 Tahun 2019 tentang payung hukum, revisi tentang potongan pendapatan mitra, dan revisi perjanjian kemitraan.

"Untuk sekarang-sekarang ini orderan lagi sepi, ditambah naiknya harga bensin Pertalite, semua jadi serba salah" kata Abdul salah satu pengemudi Ojol.

Lanjut terang Abdul, kenaikan harga BBM ini sangat berat dan dirasakan para pengemudi Ojol lainnya. Apalagi jika orderan sepi, bagaimana bisa membayar uang sewa tempat tinggal dan keperluan lainnya. Meski untuk saat ini sebagian Pom Bensin di Jakarta belum seluruhnya ada kenaikan harga, namun semoga pemerintah ada kebijakan lain. (Arief Suseno)

Editor : Dedy

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال