Solidaritas Aksi Mahasiswa Untuk Rakyat Indonesia (Samurai) Maluku Utara saat melakukan aksi peduli lingkungan. (Foto : IST) |
POS SINDO.COM, Nasional - Perairan air di sungai Ternate Maluku Utara kini mulai tercemar mikroplastik, hal ini disebabkan karena seringnya terjadi tumpukan sampah-sampah plastik atau non organik yang tidak pernah terkelola dengan baik.
Potensi terbesarnya dampak dari itu semua adalah bisa merusak lingkungan hidup hingga terjadinya pencemaran. Untuk mengetahui hal itu maka tim Ekspedisi Sungai Nusantara bersama dengan Solidaritas Aksi Mahasiswa Untuk Rakyat Indonesia (Samurai) Maluku Utara melakukan penelitian dan mendapati bahwa air sungai didaerah setempat telah terkontaminasi mikroplastik.
Kepada media ini pada (26/10/2022) Rabu tadi, Direktur Eksekutif Institut Pemulihan Dan Perlindungan Sungai, Prigi Arisandi menjelaskan, bahwa hampir rata-rata perairan di Ternate terdampak dan terkena kontaminasi mikroplastik. Telah diketahui ada sebanyak 173.75 partikel dalam 100 liter air.
"Kami telah mengambil sampel di empat lokasi yaitu di Dufa-dufa, Kampung Makasar, Soasio dan di Ake Ga' Ale Keluharahan Sangaji dan menemukan kadar mikroplastik. Untuk daerah terbesar yang mengalami pencemaran adalah di bagian pesisir Dufa-dufa dekat dengan Bandara dengan partikel mikroplasuk sebanyak 301 dalam 100 liter air," tutur Prigi Arisandi.
Dirinya mengungkapkan, sementara lokasi yang paling sedikit terjadi pencemaran air yaitu ada di Kampung Makasar dan tercatat sebesar 88 partikel 100 liter air. Sedangkan jenis lainya yang ditemukan adalah fragmen, filament, dan foam.
Dari ke empatnya lokasi ini terang Prigi Arisandi, yang terdampak akibat pencemaran mikroplastik tercatat untuk di daerah Dufa dufa sebanyak 301 partikel, Kampung Makasar 88 partikel, Soas1o 156, dan Ake Ga' Ale sebanyak 180 partikel Mikroplastik. Secara keseluruhan tercata terjadinya pencemaran 150 partikel.
Mikroplastik Ditemukan Dalam Lambung Ikan Karang Ternate
Pada penelitian sebelumnya menunjukan bahwa ikan-ikan karang di Kepulauan Ternate telah terkontaminasi mikroplastik. Penelitian yang diterbitkan Jordan Jornal of Biological Sciences pada Desember 2021 ini mengambil sampel ikan di perairan Kasturian, Kampung Makasar, Mangga Dua, dan Kalumata. Pengambilan sampel dilakukan pada Agustus — September 2019.Pengambilan sampel air oleh tim Ekspedisi Sungai Nusantara, di salah satu sungai Kota Ternate Maluku Utara. (Foto: Dok/Ekspedisi Sungai Nusantara) |
Ada sebanyak 220 ekor Ikan Karang yang di jadikan sampel, diantaranya Kerapu Merah (Epinephelus fuscoguttatus) 29 ekor, Kerapu Muara (Epinephelus coioides) 36 ekor, Kerapu Lumpur (Epinephelus suillus) 65 ekor, Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus) 47 ekor, Ikan Batu (Synanceia) 27 ekor, dan Ikan Kakatua (Scarus psittcus) 16 ekor.
Hasil pengujian menunjukan 183 dari 220 ekor ikan tersebut tercemar mikroplastik. Total ada 594 partikel plastik ditemukan dalam sistem pencemaran ikan-ikan tersebut. Kandungan mikroplastik ini berupa 47,81 persen fragmen, 38,22 persen film, 2,69 persen foam, 2,36 persen fiber. 7,41 persen line, dan 1,52 persen pellet.
Penelitian tentang kandungan mikroplastik dalam ikan di perairan Ternate dilakukan oleh empat mahasiswa perwakilan dari dua universitas perguruan tinggi Indonesia yakni Universitas Negeri Malang dan Universitas Khairun Ternate. Sedangkan satu dari negeri tetangga yaitu University Technology Malaysia.
Aksi Peduli Lingkungan Dilakukan
Sebagai bentuk kepedulian sesama terhadap kelestarian lingkungan di Kota Ternate. Korlap dari Solidaritas Aksi Mahasiswa Untuk Rakyat Indonesia (Samurai) Maluku Utara, Rakib Badar memaparkan tujuan sebuah aksi dilakukan sebagai bentuk dorongan untuk Pemkot Ternate segera mungkin melakukan tindakan, agar perairan yang ada di kota ini terbebas dari berbagai macam sampah botol plastik maupun jenis sachet."Pemkot Ternate seharusnya menyediakan sarana tempat sampah dan sistem pengolahan sampah di TPST 3R di setiap Kelurahan untuk mengelola sampah secara mandiri, sehingga bisa mengurangi beban sampah yang akan dikirim ke TPA," ujar Rakib Badar.
Menurut dirinya, pemerintah daerah setempat harus membuat regulasi untuk mengurangi dan melarang para penggunaan plastik kresek, sachet, botol plastik sekali pakai, styrofoam, sedotan dan popok di Kota Ternate. Selain itu juga mengajak produsen untuk mengimplementasikan EPR atau extendeed produsen Responsibility.
Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab dari produsen yang sampahnya banyak ditemukan di perairan Ternate menjadi sampah yang tidak bisa diolah secara alami.
Dari produsen tersebut antara lain PT. Unilever, PT. Mayora, PT. Wings, PT. Indofood, PT. Danone, PT. Garuda Food, dan PT. Nestlem.
"Pemkot Ternate juga harus bisa mengajak partisipasi masyarakat untuk ikut mengelola sampah, memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Pemerintah daerah setempat juga harus mendorong lahirnya komunitas-komunitas lingkungan hidup ditiap kelurahan untuk mewujudkan kelurahan yang zerowaste atau bebas sampah," tungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate Maluku Utara, Tonny S Pottoh mengatakan, adanya aksi kepedulian terhadap lingkungan ini merupakan bentuk tindakan yang tepat dan benar.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Samurai Maluku Utara, apa yang telah disampaikan adalah benar. Dan yang ada saat ini bagaimana cara untuk tetap bahu membahu untuk nyelesain semua persolan ini," ungkap dirinya.
lanjut terang Tonny S Pottoh, setiap pelaksanaan tugas Kota Ternate siap melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Ada hal yang harus diingat bahwa masyarkat juga harus mempunyai kesadaran. Tanpa ada kesadaran dari masyrakat maka pemerintah Kota Ternate yang tadinya siap melakukan apapun tanpa menjadi percuma.
"Jadi diharapakan dengan adanya ini bisa menjadikan laporan dan telah sampai ke Pimpinan Pusat. Sebelumnya saya telah mengkordinansikan kepada pimpinan pusat terkait persoalan sampah, baik yang ada di pinggir pantai maupun yang ada pinggir sungai-sungai. Agar kedepannya bisa lebih diperhatikan terkait masalah persampahan yang di Kota Ternate," pungkasnya. (Arief Suseno)
Sumber : Rilis Ekspedisi Sungai Nusantara
Tags
Nasional