Salah satu anggota Samurai Maluku Utara, melakukan tuntutan kirim pesan surat kepada Pt. Unilever Indonesia TBK. (Foto: Dok/ESN)
POS SINDO.COM, Nasional - Tercemarnya titik perairan air sungai di Ternate Maluku Utara akibat sampah mikroplastik, menuai banyak respon keras. Salah satunya dari Solidaritas Aksi Mahasiswa Untuk Rakyat Indonesia
(SAMURAI) Maluku Utara.
Pada sebelumnya Samurai Maluku Utara telah melakukan aksi
pungut-pungut sampah pada (27/10/2022) Kamis tadi. Dari hasil brand audit yang
dilakukan bersama Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) di pantai Kota Ternate
banyak menemukan jenis sampah sachet dari PT Unilever Tbk.
Temuan tersebut diantaranya beragam kemasan yang berpotensi
menjadi mikroplastik. Seperti bungkus sabun berjenis rinso, sampo clear, royco,
pepsodent dan sabun lifebuoy terapung diperairan pesisir daerah setempat.
"Produsen yang menghasilkan sampah dan tidak bisa
diolah secara alami, maka produsen penghasil sampah harus melakukan extendeed
Produsen Responsibility," kata Korlap Samurai Maluku Utara, Rakib Badar.
Dirinya menegaskan, Samurai Maluku Utara tidak ingin pantai
di Ternate mengalami kerusakan dan tercemar oleh plastik. Maka dari itu kami
mendesak produsen terkait untuk ikut berpartisipasi membersihkan
sampah-sampahnya yang ada di pantai Ternate.
"Industri harus bertanggung jawab dan ikut mengelola 30
persen dari total sampah yang dihasilkan. Selain Unilever ada produsen lain
yang sampah plastiknya mengotori perairan Kota Ternate diantaranya Mayora,
Wings, Indofood dan Danone. Hal ini tentunya pihak-pihak terkait harus ikut
bertanggungjawab atas sampah yang mengotori Kota Ternate" ujar Rakib
Badar.
Dia menjelaskan, bahwa pada sebelumnya di tahun 2021 lalu
telah di temukan ikan-ikan karang di Pulau Ternate mengalami terkontaminasi
mikroplastik. Untuk itu para terkait tersebut harus segera melakukan tindakan
pengolahan sampah plastik sekali pakai.
Pengawasan terus dilakukan oleh Solidaritas Aksi Mahasiswa
Untuk Rakyat Indonesia Maluku Utara. Hal ini dilakukan sebagai tindakan agar
pihak dari PT Unilever mau segera turun ke Ternate dan bersama-sama membersihkan
sampah di daerah pesisir Ternate yang sebagian besarnya dipenuhi bungkusan dari
brand perusahaan tersebut.
Sementara Direktur Eksekutif Institut Pemulihan Dan
Perlindungan Sungai dari ESN, Prigi Arisandi mengungkapkan, pengiriman sampah
beserta surat pada Presiden Direktur Unilever Indonesia adalah bentuk protes
kami kepada pihak terkait. Hal itu disebabkan karena produsen yang menghasilkan
sampah sachet multilayer yang telah membebani lingkungan sulit untuk dikelola
kembali.
"Ancaman sampah plastik di Ternate sangat
mengkhawatirkan karena temuan ESN menyebutkan ada 173 partikel mikroplastik
dalam 100 liter air di pantai Dufa-Dufa, pesisir kampung Makasar, mangga dua,
Soasio dan Ake Ga'aleh di Kelurahan Sangaji," tandasnya. (Arief Suseno /
ESN)
Editor : Dedy