Sampah plastik berbagai jenis merek ternama banyak menghiasi aliran Kali Adem Jakarta Utara. Foto/Arief Suseno |
POS SINDO.COM, Jakarta - Pencegahan sampah di DKI Jakarta sejatinya masih terus dilakukan. Tindakan edukasi dari pemerintah daerah setempat kepada masyarakat, diharapkan bisa menghentikan tumpukan sampah khusus bantaran kali atau sungai.
Sebuah kalimat pesan sederhana 'Jakarta Sadar Sampah' merupakan alternatif cara pendekatan agar masyarakat Jakarta tidak membuang sampah sembarangan. Kendati begitu persolan tersebut terbilang susah-susah mudah.
Seperti yang masih terlihatnya ceceran sampah plastik disekitaran bendungan titik muara Kali Adem Jakarta Utara. Kebanyakan dari sampah-sampah tersebut sebagian besarnya adalah bekas limbah bungkusan makanan dan minuman instan dan sasetan. Dari sampah itu juga didominasi oleh merek-merek ternama dari beberapa perusahaan yang ada di Indonesia.
Berdasarkan pantauan www.possindo.com pada 4 Oktober 2022 Selasa siang, di sekitarn Kali Adem sampah plastik sasetan bekas konsumsi masyarakat masih menghiasi dan mendominasi singgah di kali tersebut. Kali ini juga merupakan aliran sungai atau kali terakhir menuju ke muara laut Jakarta.
Calim, salah satu warga Muara Angke Penjaringan Jakarta Utara yang tinggal di sekitaran Kali Adem mengatakan, sampah plastik yang masih ada di sekitar Kali Adem merupakan dari hanyutan kali sebelumnya dan tertahan di bendungan titik muara.
"Belum lama ini juga anggota TNI dan Petugas Kebersihan atau tim orange juga sempat terlihat ada pembersih sampah di sekitaran bantaran kali. Rata-rata sampah yang ada di bendungan bekas tempat kemasan bungkusan makanan dan minuman" ungkapnya.
Pencegahan sampah sejatinya juga telah dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di bandara kali tersebut. Bahkan setiap minggunya ada iuran buat bayar kebersihan.
"Kalau warga sekitar yang tinggal di daerah sini didekat bantaran kali juga sudah berupa menjaga kebersihan. Namun entah dari mana sampah itu ada lagi. Tetapi biasanya dari hanyutan kali atau kiriman pas ada banjir rob" terang Calim.
Terlihat hanyutan sampah yang ada di Kali Adem menuju ke arah pesisir laut Jakarta. Foto: Arief Suseno |
Dirinya tidak menampik, adanya sampah dari berbagai jenis merek-merek ternama yang ada di Indonesia ini, kemungkinan bekas konsumsi masyarakat yang terhambur. Meski demikian penyebab adanya sampah jika ada banjir rob.
Sejauh ini para pemerhati lingkungan yang ada di Indonesia juga selalu menyoroti tentang pencegahan plastik untuk digunakan sekali pakai.
Dirangkum dari laman www.greenpeace.org, Tahun 2020 adalah tenggat waktu pelaporan rencana pengurangan sampah oleh produsen. Hal ini tertuang dalam Permen LHK No. P.75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
Ironisnya, per Juni 2021 baru ada 23 produsen yang menyerahkan rencana peta jalan pengurangan sampahnya ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pelaporan tersebut tidak terbuka untuk publik.
Dalam aturan tersebut pemerintah mewajibkan produsen melaporkan rencana pengurangan timbulan sampah berupa barang, kemasan produk, wadah yang diproduksi atau digunakan pada usahanya untuk 10 tahun ke depan demi mencapai target penurunan sampah oleh produsen sebesar 30%.
Sepuluh tahun bukanlah waktu yang sebentar. Setiap detik, sampah produsen bisa membanjiri lingkungan kita. Mengenai perspektif dan tuntutan publik terhadap kontribusi korporasi dalam krisis pencemaran plastik di Indonesia.
Ada sebanyak 55 persen publik memandang produsen sebagai pihak yang paling bertanggung jawab untuk mengurangi kemasan sekali pakai.
Mari kita dorong produsen melakukan porsi tanggung jawabnya dengan mengurangi kemasan plastik sekali pakai, serta bersikap transparan terhadap peta jalan pengurangan sampahnya kepada publik. (Arief Suseno)
Editor : Dedy
Tags
DKI Jakarta