Warga Kebon Pala Jaktim Sebut Banjir Kini Lebih Cepat Teratasi

Salah satu warga dibantaran kali ciliwung, Kebon Pala Jakarta Timur saat berada dipinggiran aliran sungai. Foto/ Arief Suseno

POS SINDO.COM, Jakarta – Luapan kali Ciliwung yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di daerah Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur pada beberapa waktu lalu. Puluhan rumah-rumah yang jaraknya tidak telalu jauh dari bantaran kali rata terendam banjir tak terkecuali lainnya.

Bisa diketahui bahwa daerah itu merupakan salah satu tempat langganan banjir dan telah bertahun-tahun merasakan dampak kiriman air dari Bendungan Katulampa Bogor Jawa Barat. Hal ini disebabkan karena kali ciliwung tidak sanggup menampung banyaknya kiriman air berskala besar sehingga mudah terjadi luapan air.

Pada 10 Oktober 2022 silam warga Kebon Pala yang terdampak banjir berjibaku untuk menyelamatkan harta bendanya dilokasi yang lebih aman. Kepanikan sempat menghantui mereka, akan tetapi banjir yang di perkirakan berangsur lama ternyata surut lebih cepat.

Surutnya banjir yang hanya menyita hitungan jam membuat mereka sedikit lebih tenang. Walau demikian tumpukan sampah dan lumpur yang terbawa arus akibat banjir menjadi sebuah pekerjaan yang harus segera dituntaskan.

Alif Mustofa, warga Kebon Pala tidak menyangka jika rumahnya bisa terendam banjir, pasalnya setelah daerah Kampung Pulo Jakarta Timur dinyatakan aman dari banjir banyak yang beranggapan daerahnya bisa ikut terbebas banjir.

Dia mengatakan, banjir yang terjadi di daerah Kebon Pala kamarin yang sempat merendam rumahnya ikut merasa panik. Tak lama berselang mendengar kabar ada dua gang yang sudah terendam banjir yaitu gang 20 dan gang 2 hingga mencapai kedalaman dada orang dewasa.

Banjir yang merendam puluhan rumah itu kata Alif, diakibatkan dari luapan air kali yang tidak sanggup menampung kiriman air dari Bogor. Kenaikan air terlihat lebih cepat begitu juga surutnya tidak sampai memakan waktu berhari-hari.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejatinya telah merencanakan untuk melakukan kembali normalisasi kali ciliwung. Hal ini sebagai cara mengatasi titik-titik daerah yang memiliki potensi terjadinya rawan banjir.

Upaya itu masih terjanggal soal pembebasan lahan warga. Hingga kini mereka masih mendiami rumahnya yang berdekatan dengan bantaran kali. Sebagai langka alternatif agar tidak terjadi banjir pemerintah telah memberikan edukasi dan menghimbau kepada para warga supaya tidak membuang sampah di kali ciliwung.

Muhamad Nur (54) mengatakan, lingkungan Kebon Pala Jakarta Timur ini sudah cukup lama langganan dengan banjir. Untuk yang terjadi akhir-akhir ini terbilang cukup besar dan surut lebih cepat.

Menurut dia pemerintah setempat telah cepat tanggap dengan masalah banjir dan tidak harus memakan waktu lama. Seperti yang terjadi pada sebelum-sebelumnya yang rela menunggu surut air hingga berbulan-bulan.

“Kalau dulu kita menunggu surut air itu tidak bisa dengan hitungan waktu jam seperti yang sekarang ini. Pastinya banjir sekarang sudah lebih baik dari banjir terbersar di tahun 2002. Banjir yang terjadi kemarin hanya 12 jam dari awal datangnya banjir hingga air surut. Namun sesudahnya yang pasti banayak meninggalkan sampah dan lumpur yang masuk ke dalam rumah warga, dan tak sedikit yang mengalami kerusakan rumahnya,”ungkap Muhamad Nur.

Lanjut terang dia, awal tinggal di Kebon Pala pertama merasaka banjir pada 1996 dan terbesar. Kemudian terjadi lagi pada 2002, 2007 dan yang sekarang ini di 2022. Meski demikian banjir besar tidak seperti sebelumnya. Di tahun lalu banjir terbagi dengan daerah Kampung Pulo, untuk sekarang tidak lagi karena daerah tersebut telah dilakukan normalisasi kali ciliwung dan sudah dinyatakan bebas banjir.

“Untuk di Kebon Pala dulu pernah ada rencana normalisasi kali ciliwung dengan melakukan pembebasan lahan bagi warga yang tinggal di pinggir kali. Warga sebenarnya senang mendengarnya karena tujuannya agar tidak terjadi bajir, karena bagi yang rumahnya terkena gusur bisa mendapat pengantian lahan,” kata Muhamad Nur.

“Tapi sekarang ini tidak tahu lagi, kapan dilakukan normalisasi. Kalau dulu dengarnya ada perjanjian, bahasanya mah, sampai pot bunga aja mau diganti jika ada normalisasi,” katanya.

Menurutnya semua warga pastinya setuju jika pemerintah daerah setempat melakukan normalisasi kali ciliwung di daerah Kebon Pala. Asalkan pemerintah mau bertanggung jawab atas hak-haknya, sehingga mereka tidak menjadi beban. (Arief Suseno)

Editor : Dedy

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال