Seorang Ibu Rumah Tangga di Daerah Marunda, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tengah mengangkut air bersih akibat krisis air diwilayah tersebut (Foto: Arief Suseno). |
POS SINDO.COM, Jakarta - Sudah hampir tiga bulan warga RT 03 di RW 07 Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara (Jakut) mengalami krisis air bersih berkepanjangan. Sulitnya mendapatkan air bersih memaksa mereka untuk menimba air di sebuah sumur tua dan satu-satunya yang ada di Masjid Al-Alam Marunda kampung setempat.
Krisis air bersih sebelumnya terjadi di dua wilayah yakni RT 08 dan RT 09 di Kampung Nelayan Marunda Kepu daerah setempat sejak Mei lalu. Entah kenapa, kemudian sulitnya ketersediaan air merebak hingga ke wilayah lainnya.
Pasokan tersedianya air bersih di daerah tersebut sejatinya disalurkan oleh PT Aetra Air Jakarta dan Pam Jaya. Warga setempat membelinya untuk keperluannya sehari-hari seperti mandi, mancuci, dan diminum.
Dikatakan kepada media ini, Khairiyah (50) tahun seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya berjualan makanan dan minuman di warung kecilnya pada (22/10/2022) Sabtu tadi. Dia merasa kesulitan tidak bisa memiliki air bersih untuk keperluan sehari-hari dirumahnya dan juga untuk usahanya.
"Sulitnya air bersih ini sudah cukup lama, banyak warga yang resah. Air bersih ini sangat penting buat mandi dan mencuci baju. Masa sudah sampai tiga bulan air yang di beli keluarnya kecil dan keseringan mati," ucap Khairiyah.
Lanjut terang dirinya, setiap hari banyak warga berdatangan ke masjid tertua yang ada di daerah ini untuk menimbanya di sebuah sumur. Di daerah ini khususnya di RT 03 mengandalkan air sumur tersebut, meskipun tidak bisa digunakan untuk minum karena airnya asin.
Bisa diketahui bahwa daerah ini merupakan wilayah pesisir laut utara. Kawasan sekitarnya juga merupakan bekas rawa yang sangat sulit mendapatkan air bersih. Sebagai cara pernah dilakukan dengan membuat sumur bor. Alhasil tidak bisa menghasilkan air yang baik dan masih mengandung garam.
"Disini kalau dibuat minum airnya terasa asin. Apalagi di buat mencuci baju bisa berwarna kuning. Jadi semua warga disini menggunakan air pam dan setiap bulannya harus membayar. Untuk bulan ini kena bayar Rp 300.000. Dan tergantung pemakaian si, kalau lebih besar menggunakan air bayarnya pasti lebih besar," ungkap Khairiyah.
Terpisah, Usman Ketua RT 03 RW 07 daerah setempat mengatakan, kekurangan air bersih sedang dirasakan para warga. Sebelumnya sudah pernah melakukan komplain, namun air yang keluar masih kecil.
"Disini memang air mati, tapi tidak total secara total mati. Dari 135 KK ada sekitar 30 rumah lebih yang mengalami krisis air bersih termasuk rumah saya. Sebenarnya si, masih hidup tapi kadang-kadang mati lagi airnya. Seharusnya dari pusatnya manambah lebih banyak lagi volume air biar warga bisa kebagian rata semua," ujar Usman saat ditemui di kediamannya.
"Kejadian ini sudah dua bulan lebih untuk dirumah saya, sedangkanainnya ada yang lebih dari tiga bulan. Jadi terpaksa para warga mengambil air dari sumur di Masjid Al-Alam Marunda. Kalau tidak ada sumur itu warga pasti kerepotan juga. Ya, meskipun airnya asin tidak bisa untuk diminum tapi bisa untuk mandi dan mencuci piring atau lainnya," terang Usaman.
"Setiap minggunya jadi di kampung sini ada kiriman air bersih dengan menggunakan mobil tangki kiriman dari Aetra Pam Jaya. Air bersih ini warga mendapatkannya gratis tidak dipungut biaya," terangnya.
Dirinya menambahkan, krisis air bersih baru dialami pada tahun ini dan sebelumnya aliran air lancar. Usman tidak menampik setiap bulannya warga membayar tagihan air di perusahaan air tersebut bisa mencapai Rp 400.000 bahkan lebih tergantung pemakaian, tak terkecuali dirinya namun tidak sampai sebesar itu.
PAM Jaya Rencanakan Perbaikan
Sementara itu Direktur Utama (Dirut) Pam Jaya, Arief Nasrudin selaku pihak pengelola air bersih di wilayah Jakarta Utara dikutip dari Maritime Fairtrade, berjanji bakal meningkatkan pelayanan di Marunda Kepu, Jakarta Utara dengan melakukan konfigurasi jaringan dan pembuatan bak serta pompa transfer untuk meningkatkan tekanan air.Pam Jaya selaku pengelola air bersih saat tengah membuat Bak dan Pompa Transfer di Marunda Kepu. (Foto: Dok / Pam Jaya) |
“Peningkatan pelayanan air bersih di daerah Marunda Kepu akan dilakukan mulai Oktober 2022 dan ditargetkan selesai pada Desember tahun ini. Konfigurasi jaringan menuju Marunda Kepu telah dilakukan dengan percabangan jalur di Jalan Akses Marunda, percabangan ke Kawasan Berikat Nusantara (KBN) dan PC 76 Valve 600 mm di Jalan Reformasi-Akses Marunda,” jelasnya.
Diielaskan dirinya lagi, bak yang akan dibangun PAM JAYA berkapasitas 18.6 meter persegi dengan pompa berkapasitas hingga 5 liter per detik yang ditempatkan sebelum Banjir Kanal Timur. Pam Jaya juga dikatakannya lagi telah memasang master meter sejak Juli 2017 untuk melayani warga Marunda Kepu. Namun, seiring berjalannya waktu terjadi peningkatan kebutuhan yang mesti dipenuhi.
"Di Marunda Kepu memang terjadi peningkatan kebutuhan dibandingkan pada awal dibangun master meter. Artinya, air yang sebelumnya cukup, sekarang menjadi perlu ditingkatkan," tungkasnya. (Arief Suseno)
Editor : Dedy