Bernilai Ekonomis Dan Bahan Campuran Kosmetik, Tulang Hiu Muara Angke Jadi Incaran

Haryanto (40) tahun, Pria asal Indramayu Jawa sedang menjemur tulang-tulang ikan hiu cucut di  kawasan PHPT Muara Angke, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Foto/ Arief Suseno

POSSINDO.COM, Jakarta - Memiliki harga nilai ekonomis tinggi ternyata tulang hiu cucut atau air tidak dilewatkan begitu saja oleh para pengepul ikan untuk diolah sebagai bahan dasar campuran kosmetik, juga bahan kerajinan tangan serta lainnya. Seperti yang ada di tempat Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) di Kawasan Muara Angke, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara.

Selain dagingnya yang jadi incaran banyak orang untuk di konsumsi sebagai hidangan makanan. Kulit dan tulang ikan hiu yang ada di kawasan PHPT mereka olah kembali dan kemudian dijual kepada salah satu perusahaan pembuatan kosmetik di Surabaya Jawa Timur untuk bahan dasar campurannya.

Dibawah teriknya matahari Haryanto pria berusia 40 tahun asal Indramayu Jawa Barat terlihat sedang menjemur tulang-tulang tersebut. Diatas lapak tempat panjemurannya itu, satu persatu tulang ikan hiu ia rapihkan agar bisa benar-benar kering dan ada pula yang sudah selesai terjemur kemudian digantikan yang baru.

Tempat Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) di Kawasan Muara Angke, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Foto/Arief Suseno.
 

Kepada media ini beberapa waktu lalu, Haryanto mengungkapkan dalam peroses penjemuran ini dilakukan selama empat sampai lima hari tergantung dari kondisi cuacanya. Apabila cuaca mendung dan memasuki musim penghujan durasi penjemuran terpaksa dilakukan lebih lama.

"Kalau sudah kering nanti dikirim ke Surabaya Jawa Timur untuk bahan kosmetik. Tapi dari tulang lainnya yang tidak dikirim bisa dijadikan kerajinan tangan. Sedang untuk kulitnya yang masih bagus-bagus dijadikan bahan makanan kerupuk dan ini nantinya dikirim ke luar negeri, ya jadi kerupuk Korea. Selain kulit hiu juga ada ekornya yang jadi bahan kerupuk. Masing-masing sudah ada pembelinya dan ada penampung yang mengambil," ujar Haryanto, pada (28/09/2022) Rabu tadi.

Proses Panjang Hingga Bernilai Tinggi

Dirinya menjelaskan, sebelum tulang-tulang ikan hiu air ini dilakukan pengiriman ke daerah lain, ada beberapa proses terlebih dahulu. Seperti tulang ikan hiu dilakukan proses perebusan dengan dicampur obat agar daging yang masih menempel di tulang ikan tersebut saat dijemur bisa lebih cepat kering dan mudah terlepas dari tulang.

"Memang si proses penjemuran bisa dibilang cukup lama karena biar benar-benar bersih. Jadi setelah itu selesai dijemur semua kemudian dikumpulkan kembali dan siap dijual. Untuk harga jualnya kurang lebih Rp 20.000 per kilogram tulang ikan hiu, sedangkan untuk harga kulitnya bisa lebih mahal, tergantung banyak yang didapat hasil penjemuran kulit ikan hiu," ujarnya.

Proses pembersihan dan perebusan tulang ikan hiu cucut sebelum dilakukan penjemuran. Foto/Arief Suseno.

Pria berusia 40 tahun ini mengatakan, usaha pengolahan tulang ikan hiu lumayan sudah cukup lama dan milik keluarganya. Ada sekitar delapan orang lebih yang membantu usaha pengolahannya itu. Mulai dari yang membersihkan, merebus, dan sampai penjemuran, tak terkecuali dirinya juga ikut menjemuri tulang-tulang tersebut.

"Jadi untuk ikan hiunya sudah ada yang mengantar dari pengepul lainnya. Ya bisa dibilang hasil pendapatan cukup lumayan. Karena semua bisa diolah. Selain dari dagingnya, tulang, kulitnya, sampai ampasnya dijual buat makan ternak ikan lele," kata Haryanto.

Lanjut terang dia, namun untuk saya ini hanya mengelola tulang ikan dan kulitnya saja. Sedangkan daging dan ampasnya ikan yang sudah busuk dikelola ditempat lainnya. Pengelolaan tulang ikan hiu untuk kosmetik yang ada di Muara Angke cuma ada di tempat ini.

Diketahui bahwa Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional di Kawasan Muara Angke, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara ini merupakan tempat pengolahan ikan asin terbesar di daerah setempat. Dalam setiap harinya hampir ribuan ton pasokan dari berbagai jenis ikan dan lainnya selalu tersalurkan dari tangan nelayan yang ada ditempat ini.

Tempat ini tidak pernah sepi dari segala aktivitas kehidupan nelayan dan para pelaku pengelola ikan. Tidak sedikit juga banyak pembeli datang langsung ketempat ini untuk membeli ikan segar hasil tangkapan para nelayan. (Arief Suseno) 

Editor : Dedy

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال