Terhalang Cuaca Hujan, GBT Tidak Nampak Di Langit Jakarta

 Ilustrasi,  Gerhana Bulan Total. Foto: Net

POS SINDO.COM, Jakarta - Fenomena Gerhanan Bulan Total (GBT) terjadi pada 8 November 2022 tidak nampak di langit Jakarta akibat terhalang hujan. Sejatinya pesona keindahannya bisa dilihat secara langsung dengan mata telanjang, namun karena terhalang mendung semua itu bagaikan sirna bagi yang penasaran untuk melihatnya.

Berdasarkan pantau langsung oleh media ini, sejak sore hari Jakarta telah diguyur hujan. Dari sebagian orang yang penasaran sudah menunggu sejak sore tadi. Handa salah satu warga Pondok Bambu Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur, penampakan Gerhana Bulan Total masih belum terlihat hingga saat ini.

"Sebenarnya penasaran si, katanya penampakannya bagus dan warna bulannya yang terang agak ke merah-merah. Bulannya bagus dah pokoknya, tapi sayangnya hujan jadi belum nampak. Ini juga baru yang pertama kalinya mau lihat di Jakarta," ujar Handa kepada Possindo.com pada (8/11/2022) Selasa sore.

Puncak Gerhana Bulan Total bisa di lihat hampir di seluruh Indonesia terkecuali pada daerah Aceh, Sumut, Sumbar, dan Bengkulu. Dalam fenomena ini saat bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam. Seiring bulan seluruhnya berada di dalam umbra, warna Bulan akan menjadi kemerahan.

Gerhanan Bulan Total bisa teramati di Indonesia untuk satu dekade berikutnya dan diperkirakan terjadi lagi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032 dan 18 Oktober 2032.

Menurut situs Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Gerhana merupakan sebuah penampakan fenomena astronomis terjadi ketika seluruh permukaan bulan sudah memasuki bayangan inti atau Umbra. Hal itu disebabkan telah terjadinya konfigurasi antara bulan, bumi dan matahari membentuk garis lurus.

Keberadaan bulan yang berada di dekat titik simpul orbit pada bulan itu sendiri, yakni perpotongan antara ekliptika bidang edar bumi yang mengelilingi matahari dengan orbit bulan. GBT baru bisa terjadi ketika fase bulan purnama namun tidak semua menjadi GBT.

Selain itu penyebab terjadinya GBT dikarenakan orbit bulan dengan kemiringan hingga 5,1 derajat terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh pada bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek yaitu sampai 2,2 hari.

Pada GBT kali ini terjadi hingga durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral selama 3 jam 39 menit 50 detik. Lebar GBT sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat bulan sebesar 0,2570. Fenomena gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960). (Arief Suseno) 

Editor : Tuah

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال