Tumpukan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, yang belum terkelola baik. Para pedagang dan pengunjung kondisinya mengganggu pandangan. Foto/Arief Suseno
POS SINDO.COM, Jakarta - Alih-alih Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang menginginkan kota ini bebas sampah, ternyata masih perlu di tingkat kembali disebuah kawasan tempat pembelanjaan tradisional. Seperti kurang ketersedian fasilitas tempat pembuangan sampah sementara yang ada di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur ini.
Alhasil banyak para pedagang dan pengunjung lainnya yang mengeluhkan tumpukan sampah tidak bisa ditangani secara maksimal. Terlebih saat ini memasuki musim penghujan, tentunya kondisinya bisa sangat mengenaskan karena jalan disekitar pasar tersebut menjadi kotor dan bau akibat ceceran sampah.
Salah satu supir penyewaan jasa angkutan sayuran, Ade pria berusia 59 tahun, asal Kuningan Jawa Barat mengatakan, tumpukan sampah ini belum bisa terkelola baik. Padahal para pedagang sudah membayar iuran secara rutin, namun pengangkatan sampah hanya beberapa kali saja.
"Ini kalau sudah musim hujan, pasti tumpukan sampah bisa luber dan kececer dijalan. Belum lagi bisa tambah becek. Apalagi pas macet pasti terinjak-injak kendaraan sampahnya dan jadi bau. Dan ini udah sering jadi omongan orang-orang soal sampah disini yang tidak bisa bersih seratus persen. Padahal mah bayar iuran udah," ujar Ade saat di bincangai pada (9/11/2022) Rabu tadi.
Menurutnya, seharusnya pemerintah bisa cepat tanggap soal pengangkut sampah-sampah tersebut. Kondisinya juga sudah menumpuk tinggi. "Ya kalau diangkut secara langsung mungkin perlu berapa mobil. Karena sudah banyak juga. Pedagang sebenarnya sudah banyak yang ngeluh tapi pada bingung aja mau bilang kemana," pungkasnya.
Sementara salah satu penjual buah pisang di Pasar Induk Kramat Jati ini, Ewok pria berusia 71 asal Sukabumi Jawa Barat mengungkapkan, untuk soal sisah atau sampah buah yang dibuang biasanya sudah ada yang menangani, yaitu pihak kebersihan.
"Jadi hampir semua pedang jika ada sampah buah dibuang langsung ada yang mungutin si. Tapi entah kemana lagi dibuangnya. Dan itu tetap untuk kebersihan juga ada pastinya. Tapi untuk sisa pisang yang busuk dan terbuang hanya sedikit, gak tau kalau yang lainnya," tungkasnya.
Timbunan sampah yang sudah cukup lama ini memang seharusnya ada perhatian dari pemerintah dan sikap tanggap dari pengelola kawasan pasar tersebut. Namun sayangnya, semua tanggung jawab justru saling melempar begitu saja.
Menanggapi hal tersebut, Humas DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan pada Rabu (16/11/2022) tadi mengatakan, untuk pengolahan sampah yang ada di Pasar Induk Kramat Jati adalah tanggung jawab dari pengelola pasar.
"Semua itu tugasnya pengelola pasar, karena pedagang kan bayar iuran ke mereka," ujar Yogi singkat.
Berdasarkan pantauan langsung media ini pada beberapa waktu lalu, terlihat tingginya timbunan sampah sebagian besar merupakan sampah organik, namun sebagian besarnya sudah tercampur sampah non organik. Tempat sampah tersebut sering digunakan para pedang untuk membuang sampah berjenis sayuran dan buah-buahan yang tidak terpakai. (Arief Suseno)
Editor : Dedy