Aksi protes yang dilakukan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara, didepan Gedung Graha PT Unilever Indonesia di BSD City Tangerang Jawa Barat, pada Selasa (15/11/2022) Selasa tadi. (Foto: Dok / TIM ESN). |
POS SINDO.COM, Nasional - Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) menggelar aksi protes dengan pengembalian sampah kemasan didepan Gedung Graha PT Unilever Indonesia di BSD City Tangerang Jawa Barat, pada Selasa (15/11/2022) tadi. Unjuk rasa sebanyak 7 orang tersebut dilakukan dengan membawa parcel bingkisan berisi sampah sachet produk PT Unilever seperti Rinso, Molto, Royco, Sunlight, sunsilk, Lifebouy, Dove dan produk personal care lainnya.
Kordinator Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN), Prigi Arisandi menjelaskan, sampah kemasan berbentuk sachet menyusun 16 persen sampah plastik yang tercecer di perairan Indonesia. Hampir semuanya dari kemasan tersebut dijual dengan harga murah, namun hasilnya menimbulkan biaya penanganan sampah yang sangat mahal.
“Apabila dilakukan pengumpulan kembali dari kemasan sachet yang tercecer pemilahannya belum bisa efektif. Dan tidak didukung teknologi pendukung yang terbukti aman untuk melakukan pengolahannya. Kami ingin presiden direktur PT Unilever Indonesia mengetahui hal ini, karena bungkus plastik produk yang dihasilkan unilever saat ini banyak tercecer diperairan pantai Indonesia Timur. Dan ingin memberitahukan bahwa Unilever saat ini menjadi produsen pencemaran rangking 4 global," ungkap Prigi Arisandi.
Negosiasi penyerahan sampah kemasan dilakukan oleh tim Ekspedisi Sungai Nusantara kepada pihak keamanan dari PT Unilever Indonesia. Foto/ Tim ESN
Dalam aksinya para aktivis lingkungan ini sempat tidak mau beranjak pergi sebelum sampah-sampah yang dibawanya bisa diterima langsung oleh pimpinan PT Unilever. Dari pihak keamanan menyatakan bahwa direksi PT Unilever sedang mengikuti G20 di Bali. Negosiasi di lakukan oleh para aksi, alhasil sampah yang di bawanya bisa diterima oleh pihak terkait.
Prigi Arisandi memaparkan, bahwa Unilever sebagai perusahaan pemimpin pasar Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia perlu menjadi pelopor inisiatif pengurangan plastik secara massif dan progresif. Selain sebagai produsen penghasil sachet yang membanjiri pasar Indonesia, diharapkan bisa menghentikan tsunami sampah plastik dan kemasan tersebut. Terlebih dari pemerintah daerahnya belum ada tindakan serius dalam pengelolaan sampah plastik.
Lanjut terangnya, pada 15 November 2022 jaringan LSM Internasional Break Free From Plastic Merelease juga dalam laporannya menyebutkan bahwa PT Unilever masuk dalam Top 5 Plastic Polluters dari brand lainnya seperti The Coca-Cola Company, Pepsi Co, Nestle, dan Mondelez International.
Sementara itu, Peneliti Senior ESN, Daru Setyo Rini mengatakan, tujuan kedatangan mereka ingin menemui Ira selaku Presiden Direktur PT Unilever dan ingin menyerahkan langsung kepada beliau.
“Selama melakukan Ekspedisi sungai Nusantara banyak ditemukan sampah sachet multilayer terapung di setiap sungai dan laut. Hal ini disebabkan karena minimnya tanggungjawab pemerintah di tingkat kabupaten dan kota dalam memberikan pelayanan pengelolaan sampah dan penyediaan infrastruktur sampah,” tukasnya. (Arief Suseno)
Editor : Dedy