Pantau Kesehatan Sungai Brantas, Ecoton Gandeng Komunitas Lingkungan Di Malang

Para aktivitas lingkungan dari Ecoton bersama Komunitas Lingkungan Malang Jawa Timur, saat melakukan pantau kesehatan air Sungai Brantas pada (11/12/2022) Minggu tadi. Foto: Dok/Ecoton

POSSINDO.COM, Ragam - Dalam upaya menjaga dan menciptakan kelestarian lingkungan yang bersih dan sehat, Ecoton bersama Komunitas Lingkungan yang ada di daerah Malang Jawa Timur melakukan pantau kesehatan air Sungai Brantas. Kegiatan ini sebelumnya dilakukan pada (11/12/2022) Minggu tadi.

Diketahui bahwa diadakannya kegiatan tersebut sekaligus sebagai pelatihan bagi para anggota komunitas. Seperti bisa melihat secara langsung kondisi kesehatan sungai, yakni melalui kegiatan biotilik dan mengecek kualitas air sungai Brantas di Kecamatan Dau kabupaten setempat.

Divisi Edukasi Ecoton, Alaika Rahmatullah mengungkapkan, ada sekitar 30 peserta yang tergabung dalam kegiatan ini diantaranya dari komunitas Environmental Green Society (Envigreen Society), Forum Kali Brantas, dan Asosiasi Komunitas Sungai Nusantara (Aksi Nusantara).

Dirinya menjelaskan, kegiatan biotilik atau biomonitoring ini merupakan salah satu metode pemantauan kesehatan sungai, yaitu dengan menggunakan indikator makro invertebrata atau hewan tidak bertulang belakang. Diantaranya capung, bentos, siput, udang, dan cacing.

Dari hasil biotilik tersebut terang Alaika, bisa memberikan petunjuk terhadap gangguan lingkungan khususnya pada ekosistem sungai. Untuk selanjutnya dilakukan pengujian kualitas air menggunakan parameter fisika kimia termasuk DO, TDS, pH, Fosfat, Nitrat dan Nitrit.

"Hasil yang diperoleh dapat menunjukkan kesehatan sungai Brantas Malang. Hal ini untuk memberikan gambaran upaya yang dibutuhkan untuk mencegah sungai sakit. Hasil skor biotilik setelah dilakukan perhitungan rata-rata mendapatkan skor 2 artinya kondisi sungai tercemar sedang," terangnya.

Dirinya mengatakan, berdasarkan hasil uji kualitas air melalui parameter fisika kimia ternyata banyak didapatkan kadar fosfat, nitrat dan nitrit yang melebihi baku mutu. Hal itu tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan Hidup.

"Mirisnya setelah dilakukan pengecekan, didapatkan hasil yaitu Fosfat 50 mg/l, nitrat 50 mg/l, nitrit 0,3 mg/l. Jauh di atas baku mutu, sedangkan normalnya fosfat 0,01 mg/l, nitrat 10 mg/l dan nitrit 0,06 mg/l. Jika kandungan dalam fosfat dibiarkan, bahkan semakin parah maka akan menyebabkan tumbuh suburnya tumbuhan alga. Hal ini bisa mempengaruhi konsentrasi oksigen dalam air sehingga menyebabkan kematian biota," ujar Alaika.

Lanjut jelas dirinya, kadar nitrat dan nitrit yang tinggi akan berdampak pengikatan sel hemoglobin (pembuluh pembawa oksigen) dalam tubuh ikan sehingga akan membuat ikan mati lemas. “Hasil uji awal terhadap pemantauan kesehatan sungai Brantas di Daerah Dau Malang menunjukkan Sungai Brantas sedang sakit. Hal ini tidak menutup kemungkinan akibat aktivitas buangan limbah domestik dan juga kontaminasi dari aktivitas pertanian," pungkasnya.

Sementara Ketua Komunitas Environmental Green Society, Ahmad Labib mengungkapkan, diadakannya kegiatan biotilik dan kualitas tentunya sangat baik untuk dilakukan. Hal ini guna mengetahui tingkat kesehatan sungai yang ada di daerah setempat.

"Kabupaten Malang merupakan daerah hulu sungai brantas sehingga sangat perlu untuk dilakukan kegiatan-kegiatan pemantauan kesehatan sungai. Jika melihat fungsi dari sungai brantas adalah sebagai bahan baku PDAM," tandasnya. (Arief Suseno)

Editor : Dedy


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال