“ BABISA-BISA” Paribasa Dan Ungkapan Banjar, Refleksi Budaya

Noorhalis Majid, pegiat budaya yang sering menulis peribahasa dan tulisan berbahasa Banjar. Foto/FB Noorhalis Majid


POSSINDO.COM, OPINI- Boleh saja punya inisiatif – melakukan langkah cepat, namun harus dilihat kewenangannya, kemampuan dan kapasitasnya. Apakah hal tersebut menjadi kewenangan? Apakah memiliki kemampuan dalam mengerjakannya? Dan apakah memiliki mandat atau tugas untuk melaksanakan? 

Kalau semua itu tidak ada, besar kemungkinan akhirnya disalahkan, itulah yang dimaksud babisa-bisa.

Lancang mengambil inisiatif, mungkin demikian arti harfiah yang mendekati. Tentu sangat bagus bila memiliki inisiatif, hanya saja harus memenuhi prasyarat, yaitu apakah memang punya kewenanangan melakukannya, kalau tidak punya, akan menimbulkan ketersinggunggan pada yang memiliki wewenang, bahkan bisa dianggap salah. Juga apakah benar-benar punya kapasitas? 

Inisiatif tanpa kapasitas akan rawan terjadi kesalahan. Sesuaikan dengan kapasitas, kalau tidak kompeten, lebih baik diam saja - agar masalah tidak semakin besar. Juga soal mandat, atau tugas, kalau tidak diberi mandat - tidak ada yang menugaskan, alamat akan disalahkan.

Begitulah konsekuensi mengambil inisiatif. Boleh jadi mendapat pujian, dan sangat mungkin pula menerima cercaan. Asal salah satu prasyarat di atas terpenuhi, dari pada tidak melakukan apapun, terima saja segala konsekuensi dan risiko, yang penting berani mengambil inisiatif, agar masalah yang ada di depan mata dapat teratasi dengan cepat.

Sebab inisiatif penuh risiko, akhirnya sedikit yang mau melakukannya. Lebih banyak menunggu diperintah, menunggu diberi mandat dan tugas, menunggu sampai punya kemampuan dan kewenangan. Bahkan ternyata, setelah punya mandat, kewenangan dan kapasitas, tetap juga tidak mengambil inisiatif apapun, karena takut risiko.

Miskin inisiatif adalah satu masalah besar. Apalagi ketika sudah memiliki segalanya. Kewenangan sudah didapat, kemampuan sangat cukup, dan mandat sudah melekat. Saat tidak melakukan apapun, tidak inisiatif, jangan berharap terjadi perubahan. Bahkan satu kerugian yang teramat besar. Betapa banyak ditemukan orang-orang seperti itu, akhirnya merugikan semua orang.

Ungkapan ini memberikan pelajaran, bahwa sangat boleh mengambil inisiatif dalam berbagai hal, namun harus memiliki prasyarat sebagaimana disebutkan di atas. Kalau tidak terpenuhi prasyarat tersebut, besar kemungkinan akan disalahkan. Namun bila konsekuensi itu pun berani ditanggung, jangan pernah takut mengambil inisiatif, paling risikonya dianggap babisa-bisa. (***)

 

Oleh Noorhalis Majid -Tokoh Pegiat Budaya Banjar, mantan Kepala Perwakilan Ombudsman RI Kalsel.

 



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال