Cuaca Ekstrem Hambat Ratusan Nelayan Pesisir Jakarta Melaut

Akibat Cuaca Ekstrem, Puluhan Nelayan di pesisir Jakarta khusunya area Muara Angke menunda aktivitas melaut. Foto/Arief Suseno

POS SINDO.COM, Jakarta - Ditengah kondisi cuaca ekstrem yang melanda di sejumlah wilayah kepulauan Indonesia akhir-akhir ini, para nelayan di pesisir Jakarta Muara Angke tetap memilih pergi melaut. Hal itu dilakukan demi bisa menopang biaya kehidupan sehari-hari keluarganya.

Sebagian besar dari mereka nampak merasa tidak takut dengan ancaman dan resiko apabila terjadi badai di tengah lautan. Sebuah pertimbangan seakan terkikis dengan niat tulus mereka dalam mengais rezeki di atas perahu bertemankan jala alat penangkap ikan.

Kepada media ini, Marzuki pria 27 tahun asal Brebes Jawa Tengah salah satu nelayan didaerah setempat mengatakan, cuaca ekstrem bukanlah suatu halangan untuk tetap bisa mencari rejeki demi menghidupi anak dan istri. Semua itu dilakukan oleh para nelayan Muara Angke.

Marzuki yang kesehariannya pergi melaut ini, akan tetap menjalani profesinya meski harus berjibaku melawan gelombang lautan. Menurutnya, cuaca ekstrem yang sedang melanda sering kerap terjadi hampir setiap tahunnya. Apalagi memasuki akhir pergantian tahun hingga dua bulan mendatang.

"Mau bagaimana lagi namanya kebutuhan ya dan mau tidak mau harus di jalanin. Kalau cuaca buruk setidaknya kita nanti bisa berteduh. Jika ada badai kita berteduhnya ditengah laut menurunkan jangkar. Dan kita biasanya tetap di laut dan pakai tenda," kata Marzuki saat di bincangi beberapa waktu lalu (03/1/2023) Selasa tadi.

Sambil menghelaikan nafasnya sebagai cara pelepas lelah usai melaut, Marzuki menjelaskan, untuk cuaca ekstrem di awal tahun ini masih belum stabil, dan kondisinya sama dari tahun sebelumnya. Hal ini tentunya mempengaruhi hasil tangkapannya.

"Kalau sebenarnya jika cuacanya lagi baik hasil yang di dapat juga cukup lumayan bisa dapat Rp200 ribu lebih sekali melaut. Kalau sekarang ini hanya Rp100 ribu perhari yang didapat, dan ini sistemnya orang banyak jika untuk hasil tangkap dibagi-bagi. Kadang dapa Rp50 ribu kadang lebih," ucap Marzuki.

Dirinya menambahkan, akibat cuaca ekstrem ini untuk hasil tangkap ikan seperti ikan cekong, dan teri tidak sampai 1 ton, apabila cuaca baik hasil tangkapan menghasilkan 5 ton ikan lebih. Marzuki juga berharap, semoga kondisi cuaca ekstrem bisa segera stabil dan hasil tangkap kembali normal.

Syahbandar Muara Angke Beri Himbauan Nelayan


Sub Koordinator Kelompok Kesyahbandaran Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Nizam Zachman Jakarta, Ari Rahman mangatakan, dalam menyikapi kondisi cuaca ekstrem yang sedang melanda ini, pihaknya juga telah memberikan himbauan kepada para nelayan yang ada di daerah setempat untuk mengurungkan niatnya pergi melaut. Khususnya pada nelayan yang melaut hingga berbulan-bulan.

"Karena saat ini cuaca yang lagi ekstrim dan hanya beberapa kapal saja yang melaut. Itupun sudah kita sarankan, tetapi kita tidak bisa melarang mereka untuk berangkat melaut. Tapi kita juga kasih himbauan dan juga surat pernyataan. Apabila masih melanggar dan terjadi sesuatu itu tanggung jawab nahkoda masing-masing," ujar Ari Rahman saat di bincangi.

Puluhan kapal bersandar di pelabuhan Muara Angke Jakarta yang menunggu giliran berangkat melaut. Foto/Arief Suseno

Menurutnya, segala himbauan telah disampaikan namun setiap nelayan masih bertahan untuk pergi melaut. Hal ini dikarenakan para nelayan memiliki perkiraannya sendiri tentang hasil tangkapan. Seperti waktu dan bulan kapan sedang banyak tangkapan ikan di laut. Padahal cuaca ekstrem masih sedang melanda.

"Kalau untuk himbauan ini di berlakukan hingga sampai mendapatkan informasi dari BMKG. Tapi biasanya si sampai Imlek yaitu Februari mendatang. Semua kondisi mulai dari cuaca, angin, dan gelombang tinggi sampai bulan itu. Biasanya untuk ramainya kapal melaut sesudah hari raya Imlek dan ini sudah siklus tahunan," ujarnya.

Sejauh ini pihaknya telah menekankan, apabila ada nelayan yang masih membandel dan tetap melaut, Syahbandar tidak bisa melarang sepenuhnya. Sebagai solusi para nelayan diharapkan agar tetap bisa menjaga keselamatannya masing-masing jika sewaktu-waktu terjadi badai dan gelombang besar.

"Jadi ini hanya himbauan. Disini kita hanya melakukan pengecekan kelayakan kapal serta administrasinya saja. Dan mudah-mudahan tidak sampai ada kejadian kecelakaan. Apabila ada kecelakaan di cuaca ekstrem seperti ini berarti faktor kelalaian eksternal," tukasnya. (Arief Suseno)

Editor : Dedy

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال