Peran Perempuan Dalam Mengurangi Sampai Plastik Dan Pencemaran Sungai

Ilustrasi, sampah plastik menumpuk di salah satu sungai yang ada Indonesia. Peran perempuan diharapkan bisa mencegah terjadinya sampah domestik rumah tangga. Foto/IST

POS SINDO.COM, Ragam - Banyaknya temuan partikel mikroplastik yang sudah mencemari perairan sungai hampir di seluruh wilayah Indonesia, menjadi perhatian yang cukup serius dalam hal mengolah sampah. Peran perempuan sebagai ibu rumah tangga tentunya diharapkan bisa menjadi ujung tombak untuk membantu mengurangi permasalahan tersebut.

Seperti diketahui sebelumnya Gerakan Masyarakat Cinta Alam (GEMA ALAM) Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) melakukan jelajah sungai di daerah setempat pada beberapa waktu lalu. Dari hasil penjelajahan banyak ditemukan pencemaran mikroplastik, yakni 152 partikel mikroplastik dalam 100 liter air, dampak sampah-sampah plastik yang tidak bisa terkelola dengan baik di setiap sungai.

Ketua Gema Alam NTB, Haiziah Gazali mengatakan, untuk mengurangi permasalahan tersebut peran perempuan bisa di jadikan ujung tombak dalam pengelolaan sampah. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki peran penting dalam pengendalian sampah plastik karena perempuanlah yang setiap hari berjibaku dengan sampah domestik.

"Jika perempuan teredukasi tentang bahaya penggunaan plastik sekali pakai pada kesehatan dan lingkungan maka volume sampah plastik sekali pakai bisa dikurangi dalam setiap rumah tangga," ucap Gazali.

Mengenal Bahaya Mikroplastik

Mikroplastik adalah partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 mili meter. Pada umumnya terbentuk terjadinya mikroplastik ini berasal dari fragmentasi atau pecahan plastik ukuran besar seperti plastik sekali pakai, seperti tas kresek, Styrofoam, sedotan, botol plastik, sachet dan popok. 


Gerakan Masyarakat Cinta Alam (GEMA ALAM) Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) saat melakukan jelajah sungai di Nusa Tenggara Barat. Foto/Tim ESN

Kepada media ini, Kordinator Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN), Prigi Arisandi mengatakan, jenis mikroplastik seperti yang ditemukan di Sungai Belimbing NTB adalah jenis Fiber atau serat-serat benang polyester, Filamen atau lembaran tipis dan fragmen atau cuilan plastik. Jenis yang paling banyak di temukan ini adalah Fiber yaitu mencapai 78 persen, Filamen 18 persen, dan Fragmen 4 persen.

"Kami sebelumnya telah mengambil 100 liter air di dua lokasi yang mewakili upstream di Sekarteja dan di Labuhan Haji untuk mewakili downstream. Kami menemukan 260 partikel mikroplastik dalam 100 liter air sedangkan di Labuhan Haji kami menemukan 54 partikel mikroplastik dalam 100 liter air, sehingga rata-rata dalam 100 liter air sungai Belimbing terdapat 152 partikel mikroplastik," ungkap Prigi Arisandi (2/1/2023) Senin tadi.

Dirinya menjelaskan, Fiber sumbernya dari degradasi kain sintetik akibat kegiatan rumah tangga pencucian kain, laundry dan juga limbah industri tekstil. Fiber juga disebabkan oleh sampah kain yang tercecer di lingkungan yang terdegradasi karena proses alam. Kemudian untuk Filamen berasal dari degradasi sampah plastik sekali pakai seperti kresek, botol plastik, kemasan plastik Single layer (SL) dan jaring nelayan.

Lanjut jelasnya, Fragmen berasal dari deradasi sampah plastik sekali pakai dari jenis kemasan sachet multilayer, tutup botol, botol shampo dan sabun. Keberadaan sampah sachet harusnya menjadi tanggungjawab produsen. Dalam Peraturan Menteri KLHK 75/2019 mewajibkan Produsen ikut bertanggungjawab atas sampah sachet yang dihasilkan, bahkan dalam UU 18/2008 mewajibkan produsen ikut mengelola sampah produk yang tidak bisa diolah secara alami. (Arief Suseno)

Sumber Tim Ekspedisi Sungai Nusantara

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال