Serangga kunang-kunang yang saat ini mulai langka dan jarang terlihat. Foto / Pixabay |
POS SINDO.COM, Ragam - Pada malam hari biasanya, dulu biasanya kita akan dengan mudah melihat serangga atau kunang-kunang yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%.
Hewan Kunang-kunang termasuk dalam golongan Lampyridae yang merupakan famili dalam ordo kumbang Coleoptera. Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia. Banyak sepesies ini yang ditemukan di rawa atau hutan yang basah di mana tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya.
Namung sayangnya, menurut sebuah studi terbaru, kunang-kunang di dunia sedang mengalami ancaman kepunahan akibat ulah manusia. Kerusakan habitat, penggunaan pestisida, dan cahaya buatan, menjadi tiga ancaman serius bagi kunang-kunang.
Sementara itu, hasil penelitian dari para ahli kunang-kunang, kehilangan habitat menjadi masalah yang paling mengancam keberlangsungan hidup kunang-kunang di sebagian besar wilayah Bumi.
Selain itu, banyaknya cahaya buatan manusia dan penggunaan pestisida juga menganggu perkembangbiakan kunang-kunang. Kunang-kunang adalah hewan yang kena dampak cahaya buatan manusia, karena kunang-kunang perlu kondisi lingkungan gelap untuk berkembang biak.
Contohnya, jumlah kunang-kunang yang banyak hidup di ekosistem hutan bakau dan hutan hujan turun drastis karena habitat mereka dirusak. Habitat kunang-kunang biasanya dibuka untuk dibuat perkebunan sawit dan peternakan.
Cahaya buatan manusia itu mengganggu kunang-kunang yang akan berkembang biak. Akibatnya, proses perkawinan dan mengeluarkan telur kunang-kunang jadi terganggu. Sehingga kunang-kunang gagal dalam memperbanyak keturunan dan jumlahnya terus menyusut.
Kepunahan Kunang-Kunang Karena Pestisida
Selain kedua hal tersebut, pestisida pertanian juga menjadi ancaman bagi ketahanan hidup kunang-kunang.
Contohnya, insektisida seperti organofosfat dan neonicotinoid dibuat untuk membunuh hama, tapi insektisida tersebut juga membunuh serangga yang bermanfaat. Meski perlu penelitian lebih lanjut, tapi yang menyatakan bahwa insektisida berbahaya bagi kunang-kunang.
Dengan mengetahui kondisi ini, sedih rasanya jika kunang-kunang benar-benar punah. Sebab, sebagian dari teman-teman mungkin ada yang belum melihat kunang-kunang sama sekali.
Untuk melestarikan kunang-kunang, teman-teman perlu ikut kegiatan yang ramah lingkungan dengan cara tidak merusaknya. Bukan cuma kunang-kunang, banyak hewan lain yang mengalami kerugian karena kerusakan habitat dan polusi akibat manusia. (Redaksi)
Sumber : wikipedia.org,
Tags
Ragam