Tim Ekspedisi Sungai Nusantara saat melakukan uji kadar mikroplastik di salah satu sungai daerah Bali. Foto/Dok ESN
POS SINDO.COM, Nasional - Sebagai salah satu daerah yang memiliki kaya akan keindahan alam serta nilai-nilai seni budaya, dan familiar dengan tempat-tempat destinasi wisatanya. Siapa sangka, dibalik itu semua air sungai di Bali ternyata sudah mulai ikut terdampak tercemarnya mikroplastik akibat limbah domestik rumah tangga.
Ada empat sungai yang ditemukan dan telah terkontaminasi dampak dari pencemaran limbah diantaranya di Kawasan Hulu Tirta Empul, Tampak siring, Sungai Ayung, Dam dan Tukad Badung di Kota Denpasar. Hal itu diketahui usai dilakukankan uji kadar mikroplastik oleh para komunitas peduli lingkungan di Bali bersama tim peneliti Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN), pada (15/1/2023) Minggu kemarin, saat melakukan uji kadar mikroplastik.
Peneliti Senior Ecoton, Amiruddin Muttaqin yang turut dalam kegiatan tersebut mengatakan, sebelumnya uji kadar mikroplastik dilakukan selama tiga hari didua lokasi berbeda yaitu di Tukad Badung Denpasar, dan Tukad Ayung Ubud. Hasilnya, Uji Phospat dan Khlorin di kedua sungai tersebut diketahui sudah melebihi baku mutu PP 22/2021.
"Phospat dan khlorin berasal dari limbah domestik rumah tangga yang tidak diolah dibuang langsung Kesungai, jenis mikroplastik yang mendominasi adalah fiber atau benang polyester yang bersumber dari sisa cucian pakaian," terangnya.
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara saat melakukan uji kadar mikroplastik. Foto/Dok ESN
Sementara, Kordinator Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN), Prigi Arisandi menjelaskan, air sungai di Pulau Bali telah terkontaminasi Mikroplastik, bahkan dikawasan hulu di Tirta Empul Tampak Siring. Kami menemukan 28 partikel mikroplastik dalam 100 liter air.
Menurutnya, jumlah tersebut relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan temuan-temuan di sungai-sungai lainnya yang ada di Indonesia. Temuan ini bisa menjadi warning bahwa mikroplastik telah mencemari sumber-sumber air kita.
Lanjut jelasnya, peradaban Sebuah Kota bisa dilihat dengan penaatan dan pengelolaan sungai. "Jika dibandingkan dengan sungai-sungai lain di Indonesia Sungai Di Bali relatif lebih bersih karena tidak banyak dijumpai sampah plastik yang mengambang di sungai," kata Prigi.
"Dari pantauan kami di Sungai Ayung dan Tukad Badung kami tidak banyak menemukan sampah plastik yang mengapung di sungai tersebut. Kondisi ini berbeda dengan sungai-sungai lain di kota-kota besar di Indonesia yang masih terlihat banyaknya sampah mengapung di sungai," tuturnya.
Selaras dengan itu, Vokalis Band Navicula, Gede Robi menanggapi, bahwa kebersihan sungai adalah sesuatu yang wajar dan semua orang harus bisa lebih peduli. Bagaimana mungkin di era informative dan segudang referensi tentang pentingnya lingkungan hidup dan salah satunya menjaga alam, namun masih banyak orang yang belum menganggap kebersihan lingkungan.
Menurutnya permasalahan tentang terjadinya pencemaran sungai adalah hal yang lumrah. Untuk mengetahuinya harus dipertanyakan jika masih ada orang yang tidak peduli pada kebersihan sungai.
Sebagai salah satu musisi yang peduli akan kelestarian alam, dirinya menambahkan, untuk saat ini kondisi sungai di Gianyar dan Denpasar relatif bersih karena semua komponen masyarakat turut menjaga sungai. Hal ini tidak lepas dengan diawalinya Grassroot komunitas-komunitas di Bali yang aktif menyuarakan dan melakukan aksi bersih-bersih sungai.
Lanjut dikatakan Robi, dukungan para Media adalah salah satu cara yang tepat, sehingga menjadikan isu lingkungan sebagai isu yang popular. Maka pemerintah juga harus jeli dan mau menjemput bola untuk mendukung isu lingkungan ini.
"Peran dunia usaha juga ikut terlibat dalam penataan sungai di Bali. Pemerintah Propinsi Bali berkomitmen menjaga kelestarian sungai di Bali hingga lahir Perda larangan penggunaan plastik sekali pakai dan pengelolaan sampah sehingga tidak mencemari sungai," tukasnya. (Arief Suseno)
Editor : Dedy