Edukasi Buahkan Hasil ! Owa dan Kungkang Jawa Dievakuasi Dari Tangan Warga Sanggabuana

Tim SCF dan SWR Wilayah Mekarbuana, saat melakukan edukasi kepada warga Sanggabuana, sebelum melakukan evakuasi satwa. Foto/ Ist.


POS SINDO.COM, Nasional – Upaya eduksi kepada masyarakat yang dilakukan oleh Tim Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) dan Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) Wilayah Mekarbuana membuahkan hasil.

Keberadaan owa jawa dan kungkang jawa yang sengaja dipelihara oleh salah satu warga setempat yang tinggal disekitar Pegunungan Sanggabuana telah dievakuasi.

Diketahui dalam kegiatan evakuasi ini sebelumnya dilakukan pada beberapa waktu lalu. Menurut penjelasan Solihin Fu’adi, pada 23 Desember 2022 silam, tim SCF bersama tim SWR telah mengevakuasi owa jawa dewasa.

Satwa yang memiliki nama latin Hylobates moloch ini diketahui berjenis betina. Kondisi owa jawa yang sengaja dipelihara oleh warga tersebut ditemukan sangat memprihatikan. Mereka menempatkannya didalam kandang besi berukuran kecil.

“Kita melakukan pendekatan, edukasi tentang larangan memelihara satwa dilindungi ke pemiliknya selama beberapa hari sampai mereka mau menyerahkan secara sukarela.” Terang Solihin.

Untuk kemudian, kata Solihin, owa jawa bersama kukang jawa yang juga merupakan hasil serahan dari masyarakat itu langsung dievakuasi dengan bantuan ASPINAL Foundation dan Adm Perum Perhutani KPH Purwakarta, serta instansi terkait lainya.

Dari kedua primata endemik jawa ini kemudian diserahkan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat untuk direhabilitasi sebelum dilepasliarkan ke habitatnya.

Terpisah dari itu, Administratur Perum Perhutani KPH Purwakarta, Uum Maksum dalam keterangannya mengatakan, bahwa kukang jawa primata endemik yang asli dari daerah jawa ini, sengaja diserahkan oleh masyarakat karena mereka takut.

Hal itu dikarenakan ada sebagian dari masyarakat yang masih memiliki sudut pandangan berbeda tentang satwa dilindungi ini.

“Di masyarakat Jawa Barat masih ada mitos bahwa kukang jawa atau “Oces” ini merupakan satwa perantara magis dan binatang pembawa sial. Jadi setelah mereka memelihara kukang jawa, tidak lama terjadi beberapa kecelakaan anggota keluarganya. Karena mereka ketakutan lalu menyerahkan secara sukarela untuk dilepasliarkan ke habitatnya.” Jelas Uum Maksum.

Dirinya berharap, untuk owa jawa dan kukang jawa yang telah berhasil diserahkan kepada para petugas, setelah mendapatkan rehabilitas atau penangkaran sementara bisa dikembalikan ke habitat aslinya di Pegunungan Sanggabuana.

Uum Maskum menambahkan, Perum Perhutani sebagai pengelola hutan di Sanggabuana juga harus mempunyai fungsi untuk membantu dalam melakukan upaya pelestarian dan perlindungan satwa. Seperti upaya konservasi terhadap keanekaragaman hayati yang ada di Sanggabuana.

“Kami berharap satwa-satwa langka yang ada dari Pegunungan Sanggabuana, terutama yang masih dipelihara masyarakat bisa dikembalikan ke habitatnya. Bukan untuk dipelihara di rumah,” tukasnya. (Arief)

Editor : Dedy

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال