BPBD Pulang Pisau: El Nino Bisa Menjadi Ancaman Sektor Pertanian

 

Foto/ POSSINDO.COM

POSSINDO.COM, Pulang Pisau - Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Osa Maliki melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Tekson (2/6/2023) mengatakan bahwa dampak El Nino atau fenomena kemarau ekstrem tidak menutup kemungkinan bisa mengancam sektor pertanian atau pertumbuhan pada tanaman pangan.

Tekson menjelaskan, kawasan pertanian yang lebih mudah mengalami kegagalan saat terjadi fenomena El Nino, apalagi jauh dari lokasi perairan atau sungai dan wilayah tersebut sering mengalami kekeringan saat musim kemarau.

"Salah satu contoh seperti padi dan palawija, tidak sedikit El Nino membuat petani mengalami penurunan hasil tanam," kata Tekson.

Untuk di Kabupaten Pulang Pisau, lanjut dia, kondisi proses tanam untuk pertanian pangan masih terbilang cukup baik walaupun disaat kondisi suhu yang sekarang begitu panas. Sejauh ini bila terjadi musim kemarau panjang masih bisa diatasi oleh para petani, seperti pada kawasan pertanian food estate yang ada di Kecamatan Pandih Batu dikarenakan lokasi tersebut cukup banyak air dan dekat dengan daerah aliran sungai.

Dalam menghadapi kemarau panjang, tidak bisa dianggap remeh atau acuh begitu saja. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia sejak tahun 2020, diprediksi 2023 terjadi fenomena El Nino di Indonesia yang memicu terjadinya penurunan curah hujan menuju kemarau.

Menurut Tekson, ada kemungkinan di daerah kabupaten setempat juga dipastikan merasakan dampak fenomena El Nino, meskipun penyeberangan belum bisa dipastikan secara luas dan merata. Dari hasil monitoring BMKG bahwa wilayah Provinsi Kalimantan Tengah umumnya mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH).

Kondisi ini diperkirakan bisa semakin meluas dan terus meningkat. Untuk daerah yang masih diperkirakan turun hujan oleh BMKG pada awal Juni ini di kabupaten setempat yaitu Kecamatan Sebangau Kuala karena  sebagian wilayah  lainnya menghadapi cuaca panas.

Perlu diketahui  bahwa fenomena El Nino akibat terjadinya suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di samudera Pasifik bagian tengah. Selanjutnya adanya peningkatan potensi pertumbuhan awan itu mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Tekson mengimbau agar masyarakat harus tetap waspada menghadapi adanya fenomena El Nino. Persiapan dan antisipasi juga perlu ditingkatkan agar tidak sampai mengganggu proses kegiatan tanam, seperti yang terjadi di sejumlah daerah. Selain itu, memasuki masa kemarau panjang jangan sampai lengah dan tetap waspada untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). (Penulis: ARIEF SUSENO/ Uploader: DUDENK)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال