Pelestarian Seni Tari di Kalangan Milenial Melawan Zaman

Agus Duwi Restiani saat menarikan tari gandrung di kegiatan Bulan Bakti Karang Taruna Kabupaten Pulang Pisau. Foto/IST


POS SINDO.COM, Ragam - "Prinsip seni sejati bukanlah untuk menggambarkan, tetapi untuk membangkitkan" tutur Jerzy Kosinski novelis Polandia-Amerika. Selaras ungkapan tersebut, nampaknya bisa dilihat pada sosok remaja milenial asal Desa Gandang, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Agus Duwi Restiani.

Perempuan tersebut membuktikan kecintaan pada kesenian dengan komitmen dan terus melibatkan diri dalam pelestarian kesenian tari tradisional Nusantara di tengah gempuran derasnya kemajuan zaman. 

Pelestari seni tari tradisional, Agus Duwi Restiani. Foto/IST

Bagi Yani, begitu ia disapa teman oleh sebayanya. Berkesenian bukanlah sebuah halangan dalam menjalankan aktifitas keseharian. Baginya, selagi ada niat maka akan berupaya membagi waktu untuk berlatih seni tari. Khususnya “Tari Gandrung”, salah satu tari tradisional masyarakat Banyuwangi Jawa Timur yang keberadaannya hingga saat ini tetap diminati masyarakat luas.

Pada Possindo.com, Duwi Restiani atau Yani bercerita jika dirinya memang suka berkesenian. Bahkan sejak SMP tahun 2016 lalu, dirinya sudah aktif dan tergabung disanggar tari Bend Bruegas yang ada di desa Gandang.

“Pertama suka saja, karena dengan menekuni seni. Khususnya tari-tarian terasa samngat menyenangkan. Kemudian juga memang sudah niat ingin menjaga kesenian agar bisa tetap lestari dan tidak punah. Jika tidak kita siapa lagi, masa yang tua terus,” ungkap gadis desa ini dengan senyum khasnya.

Yani menuturkan dirinya mengawali masuk berkesenian pertama kalinya saat bergabung dalam kesenian kuda lumping atau jaranan. Saat itu dirinya bahkan dilatih langsung sama budenya dan juga mendapat dukungan yang besar dari keluarganya.

Anak Muda Harus Terlibat Menjaga Seni Budaya

Ditengah gempuran berbagai budaya asing dari luar saat ini, dikatakan Duwi Restiani anak-anak muda sudah seharusnya ikut andil dalam menjaga kesenian dan budaya. Menurut dirinya kesenian tradisional Nusantara itu ada banyak sekali, sehingga ada banyak pilihan bagi milenial untuk memilih dan mempelajari sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Pelestari seni tari tradisional, Agus Duwi Restiani. Foto/IST

“Tidak hanya seni tari saja, ada beragam jenis kesenian yang indah dan menarik jika kita mau melihatnya dari dekat. Salah satunya seperti tari Gandrung. Tarian ini sebetulnya sudah sangat legend sekali usianya. Keindahan Gerakan yang mengikuti irama sangat khas dan penuh makna,” ungkap perempuan 20 tahun ini.

Dirinya pun mengaku, selama mempelajari tari-tarian, rasa percaya dirinya kian terasa. Bahkan seperti beberapa waktu lalu, dalam acara Karang Taruna di Kecamatan Maliku. Tampil di atas panggung, disaksikan ribuan pasang mata, membawakan Tarian Gandrung ia mampu tampil memukau dan percaya diri.

"Tampil di acara Bulan Bakti Karang Taruna kemarin diniatkan memberanikan diri aja. Karena saat itu didukung penuh keluarga, pelatih tari dan juga dari kepala desa serta warga desa Gandang," ucap Yani dengan haru.

Dirinya mengakui, jika penampilannya saat itu menjadi sebuah pengalaman baru sekaligus motivasi agar terus belajar dan memperdalam ilmu berkesenian, hingga kedepan bisa lebih maksimal. Dirinya juga mengakua akan terus berupaya mengenalkan tarian tradisional ke masyarakat luas khususnya pada generasi muda milenial.

“Tentu juga akan mengajak pada teman-teman khususnya anak-anak muda di Desa Gandang untuk mau ikut belajar seni tari. Selain itu kita berharap pada pihak berwenang untuk mendukung memfasilitasi berdirinya sanggar seni dan juga tempat berlatihnya.

"Ada tujuan penting dalam berkesenian yaitu mempertahankan nilai-nilai kebudayaan asli Indonesia dalam kehidupan masyarakat. Meskipun harus bersaing ditengah majunya teknologi dan masuknya budaya asing ke Indonesia," tuturnya. (Arief)

Editor : Dedy

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال