Perekonomian Domestik Tetap Kuat di Tengah Perlambatan Ekonomi Global

Perekonomian Domestik Tetap Kuat di Tengah Perlambatan Ekonomi Global. Foto/ANTARA

POSSINDO.COM, Ekonomi -Perekonomian global masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain isu geopolitik, volatilitas sektor keuangan, dan pelemahan sektor manufaktur. Namun demikian, ekonomi domestik tetap terjaga solid, ditandai dengan neraca perdagangan yang kuat, aktivitas konsumsi yang bertumbuh, dan inflasi yang terkendali.

Meski demikian, pemerintah akan tetap melakukan antisipasi dan mitigasi atas dampak dinamika global terhadap perekonomian domestik. 

Salah satu tanda pelemahan ekonomi global ditunjukkan oleh PMI manufaktur global yang terus kontraktif, termasuk di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam, Italia, Brazil, Afrika Selatan, dan Singapura.

Tiongkok, Thailand, Filipina, India, dan Rusia berada di zona ekspansi namun melambat. Sementara itu, PMI Indonesia bertahan di zona ekspansi, antara lain bersama Turki dan Meksiko, bahkan kembali menguat di bulan Juni 2023.

“Amerika, Eropa, Jerman, Perancis, Inggris, Jepang, Korea merupakan negara-negara yang selama ini mempengaruhi perekonomian dan perdagangan dunia. Sehingga pelemahan dari PMI negara-negara ini memang perlu untuk kita waspadai. Apakah ini kecenderungan akan terus melemah dan tentu pada akhirnya mempengaruhi kondisi dan kinerja perekonomian global,” ungkap Menkeu.

Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) masih mencatatkan surplus hingga bulan ke-38, meskipun ekspor melambat sejalan dengan pelemahan global. Di sektor moneter dan keuangan, kinerja pasar keuangan domestik tetap positif di tengah berlanjutnya sentimen kebijakan moneter global. Nilai tukar Rupiah tetap melanjutkan tren apresiasi sejak awal tahun 2023 (menguat 4,7%, ytd), sedangkan indeks Dolar AS masih melemah.

Selain itu, arus modal asing masih mencatatkan inflow hingga minggu III bulan Juli 2023, di mana arus masuk ke pasar SBN mencapai Rp86,18 triliun (ytd) dan arus masuk ke pasar saham mencapai Rp19,22 triliun (ytd). Kinerja baik pasar SBN tetap terjaga, di mana tren penurunan yield SBN domestik terus berlanjut, didukung oleh likuiditas domestik yang cukup ample dan capital inflow.

Sumber : Dirangkum dari/mempan.go.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال