Yang Tersisa Dari Tabligh Akbar Palangka Raya

Hamburan Sampah Jadi Berkah Buat Pemulung

 

Katemi (46) saat memunguti sampah berhamburan bekas kegiatan Tabligh Akbar di Palangka Raya. Foto/IST

POSSINDO.COM, Palangka Raya - Hamburan sampah yang ada disejumlah ruas titik lokasi kegiatan Tabligh Akbar pada Rabu 23 Agustus 2023 kemarin, menjadi sebuah keberkahan bagi para pemulung untuk mengumpulkan sampah-sampah bekas kemasan makanan dan minuman dari jemaah. Bagi mereka semua itu menjadi sebuah keuntungan, dan tidak disia-siakan untuk dijual ke pengepul rongsokan yang ada di daerah setempat.

Katemi wanita berusia 46 tahun kelahiran Pacitan Jawa Timur merasa bersyukur, hanya dengan menelusuri pinggiran ruas Jalan Tjilik Riwut Km 4 sampai Km 5 dengan tangan kosongnya memunguti botol-botol plastik bekas minuman. Kata dia selagi ada yang bisa dimanfaatkan tentunya akan menjadi uang untuk kebutuhan kehidupan sehari-harinya.

Kepada Possindo.com, Katemi mengatakan, hampir kurang lebih 2 tahun hidup di Kota Palangka Raya. Setiap hari hanya beraktivitas mengumpulkan sampah-sampah untuk dijual kepada para pengepul. Saat ini melihat adanya sampah yang berhamburan usai kegiatan Tabligh Akbar tidak perlu cari ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Seorang pemulung nampak memunguti sampah berhamburan bekas kegiatan Tabligh Akbar di Palangka Raya.

"Saya carinya tidak sampai ke lokasi acara karena kalau disana pastinya semua sampah sudah diangkut oleh petugas kebersihan. Jadi cari di pinggir jalan raya saja, dan ini cukup banyak bisa dikumpulkan," kata Katemi saat ditemui (24/8/2023) Kamis pagi.

Dia menjelaskan, untuk harga jualnya setiap perkilogram botol plastik Rp2000 sedangkan untuk kardus perkilogram hanya Rp750 rupiah. Semua ini dilakukan cukup untuk membayar sewa kontrakan tempat tinggal bersama suami yaitu seharga Rp500.000, selebihnya untuk makan.

"Semoga bisa mendapatkan hasil yang banyak setiap mencari rongsokan ini. Seperti sekarang bagaikan berkah untuk kita sebagai pemulung," ungkap Katemi.

Menurut Katemi ibu tiga anak ini, meskipun pekerjaan hanya mengumpulkan barang bekas namun semua itu harus tetap disyukuri. Semua dimata sang pencipta sama-sama. Asalkan pekerjaan ini halal sudah cukup walaupun harus jauh-jauh merantau bahkan menghidupi suami yang saat ini sedang sakit.

"Setiap hari harus dorong-dorongan gerobak, dengan harapannya si gerobak bisa penuh kardus dan botol plastik. Tapi kadang-kadang sampai di TPS, sampah-sampah yang mau di pilah sudah habis dibawa pemulung lainnya. Terpaksa harus sabar menunggu ada orang yang membuang sampah, dan itu baru dikumpulkan," ucap Katemi.

Ia berharap, harga jual barang bekas dari pemulung tidak mengalami penurunan di pengepul, sehingga hasilnya bisa cukup untuk bertahan hidup. (Sam)

Editor : Tuah

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال