Presiden Joko Widodo. Foto/ BPMI Setpres |
POSSINDO.COM, Nasional -Presiden Joko Widodo mengakui bentrok di Batam terkait proyek strategis nasional (PSN) kawasan Pulau Rempang merupakan imbas dari bentuk komunikasi yang kurang baik.
Dia ingin ada diskusi sebelum pengalihan lahan. Jokowi memerintahkan anak
buahnya untuk mendekati warga dan memberi solusi.
"Ya itu bentuk komunikasi yang kurang baik. Kalau warga diajak bicara,
diberikan solusi. Karena di sana sebenarnya sudah ada kesepakatan," kata
Jokowi di Pasar Kranggot, Cilegon, Selasa (12/9).
Dia berkata sebenarnya sudah ada kesepakatan untuk ganti rugi. Warga akan
diberikan ganti lahan seluas 500 meter dengan bangunan tipe 45.
Meski demikian, kebijakan itu tak tersampaikan dengan baik. Jokowi mengutus
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia untuk membereskannya.
"Menurut saya nanti mungkin besok atau lusa Menteri Bahlil akan ke sana
untuk memberikan penjelasan mengenai itu," ujarnya.
Sebelumnya, warga bentrok dengan aparat keamanan gara-gara proyek strategis
nasional (PSN) kawasan Pulau Rempang, Batam. Kejadian itu terungkap setelah
viral video anak-anak sekolah dilarikan ke fasilitas kesehatan karena tembakan
gas air mata dari polisi.
Tokoh masyarakat Rempang Khazaini KS menyebut tak ada ganti rugi dari Badan
Pengusahaan (BP) Batam. Dia menyebut warga di 16 kampung menolak relokasi.
Mereka telah tinggal di sana sejak 1834.
"Kapolri, jangan menerima informasi satu pihak dari BP Batam. Tidak benar
kalau ada sosialisasi dan pemberian ganti rugi," ungkap Khazaini