Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. Foto/ Instagram @bahlillahadalia |
Meskipun sudah tingga menghitung hari pengosongan, Bahlil mengaku mementingkan komunikasi yang baik daripada memperhatikan tanggalnya.
"Insya Allah kita melihat perkembangan, dan kita sedang berbicara, bukan persoalan tanggal bagi saya, itu memang sudah diputuskan di awal tapi yang terpenting ialah cara-cara komunikasi yang baik," kata Bahlil mengutip dari Viva, Senin (18/9/2023).
"Saya ingin berbicara dengan keluarga-keluarga di sana dengan baiklah, mau cepat atau lambat itu soal lain, tapi caranya aja yang kita perhatikan," sambungnya.
Bahlil mengatakan bahwa investasi yang masuk ke Pulau Rempang adalah Foreign Direct Investment (FDI) yang merupakan penanaman modal atau investasi langsung dari pihak asing.
Ia menyebut, banyak negara yang berkompetisi untuk merebut hal itu dari luar maupun dalam negeri demi penciptaan lapangan pekerjaan yang baru.
"Kita ini berkompetisi, global itu FDI, FDI terbesar itu di negara
tetangga bukan di kita, ini kita mau merebut investasi untuk menciptakan
lapangan pekerjaan. Kalau kita tunggunya terlalu lama, emang dia mau tunggu
kita? Kita butuh mereka tapi kita juga harus hargai yang di dalam,"
jelasnya.
Ia juga meminta kepada BP Batam agar melakukan pendekatan humanis kepada
masyarakat Pulau Rempang atas pengembangan investasi di kawasan tersebut. Bahlil
menyebut, komunikasi yang terjalin dengan baik dan secara humanis lebih penting
daripada pencapaian investasi di Pulau Rempang.
Sumber : tvonenews