Rokok dan Beras Jadi Penyebab Inflasi September 2023 Tembus 2,28 Persen. Foto/Net |
"Tingkat inflasi bulanan September 2023 lebih tinggi dibandingkan bulan
sebelumnya, namun lebih rendah dibandingkan bulan yang sama di tahun lalu...
Terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 112,87 pada September 2022
menjadi 115,44 pada September 2023," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar
Widyasanti dalam konferensi pers di kantornya di bilangan Jakarta Pusat, Senin
(2/10).
"Komponen yang dominan memberikan andil selama setahun terakhir adalah
rokok kretek filter, rokok putih, rokok kretek, tarif kereta api, dan tarif air
minum PAM. Komoditas yang memberikan andil inflasi selama setahun terakhir
adalah beras, bawang putih, daging ayam ras, kentang, dan tahu mentah,"
rinci Amalia.
Amalia merinci penyumbang inflasi terbesar secara yoy adalah kelompok makanan,
minuman, dan tembakau sebesar 2,28 persen. Lalu, diikuti kelompok pakaian dan
alas kaki dengan andil inflasi 1,08 persen serta perumahan, air, listrik, dan
bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen.
Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi terbesar secara bulanan (month to
month/mtm) adalah beras dengan andil 0,18 persen serta bensin sebesar 0,6
persen imbas kenaikan harga BBM nonsubsidi. Ada juga sumbangsih 0,01 persen
beberapa komoditas lain, seperti tarif pulsa ponsel; biaya kuliah atau
akademik; rokok kretek filter; hingga daging sapi.
"Dari 90 kota IHK, seluruh kota mengalami inflasi secara tahunan. Terdapat
50 kota mengalami inflasi tahunan lebih tinggi dari inflasi nasional,"
tuturnya.
Sumber : cnnindonesia.com