Perselisihan soal gaji tentara dan polisi Papua Nugini memicu unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan di ibu kota Port Moresby. Foto/ABC |
Aksi itu terjadi pada Rabu (10/01) setelah ratusan orang turun ke jalan,
termasuk polisi dan pegawai negeri, memprotes pemotongan gaji.
Dilansir dari AFP, para tentara, personel kepolisian dan para
staf penjara setempat menggelar unjuk rasa damai pada Rabu (10/1) pagi waktu
setempat, setelah menyadari gaji mereka dipotong tanpa penjelasan.
Namun pada Rabu (10/1) sore waktu setempat, kerusuhan pecah dan menyebar hingga
ke seluruh wilayah Port Moresby. Sejumlah video yang beredar di media sosial
menunjukkan massa menjara toko-toko dan para personel kepolisian berusaha
memulihkan ketertiban.
Walaupun para pejabat terkait menjelaskan bahwa pemotongan gaji itu akibat kesalahan administratif, aksi itu kemudian merubah menjadi kerusuhan.
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini, James Marape mengatakan dalam jumpa pers pada Kamis (11/01) bahwa ketegangan di ibu kota "telah mereda", dan kehadiran aparat polisi tambahan sudah dikerahkan untuk menjaga ketertiban.
“Aparat polisi tidak bekerja [karena melakukan aksi pemogokan] kemarin di kota ini dan orang-orang melakukan pelanggaran hukum,” katanya dalam konferensi pers pada Kamis.
Sumber : bbc.com