Reynaldi mengungkapkan, solusi yang bisa dilakukan pemerintah untuk meredam
harga beras adalah dengan menggelontorkan stok beras yang dimiliki oleh
pemerintah, perusahaan lokal hingga penggilingan padi ke pasar tradisional.
Selain itu IKAPPI juga meminta Satgas Pangan Mabes Polri memantau stok yang dimiliki oleh pihak-pihak tersebut agar stok yang ada tidak tertahan dan segera dikeluarkan. Saat ini saja, lanjut dia, pedagang pasar tradisional masih kesulitan mendapatkan beras khususnya beras premium. Sementara di sisi lain kebutuhan masyarakat akan beras sangat tinggi.
Tidak seimbangnya antara permintaan dan ketersediaan
atau supply dan demand inilah yang menjadi salah satu penyebab harga beras
tinggi.
“Saat ini sudah naik 20 persen harga beras yang semula Rp 14.000 menjadi Rp
18.000 per kilogram. Oleh sebab itu sebelum Ramadhan nanti, dipastikan
stok-stok beras yang ada digelontorkan ke pasar,” pungkasnya.
Sumber : kompas.com