Tanggal Awal Bulan Ramadan selalu Berbeda dan Semakin Maju Setiap Tahunnya. Foto/Ilustrasi/Pixabay/Artie Blur |
Hal ini menunjukkan, tanggal awal bulan Ramadhan maju sekitar 10 hingga 11 hari setiap tahunnya.
Penjelasan pakar
Ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi
Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa perbedaan jatuhnya awal
Ramadhan setiap tahun terjadi akibat perbedaan kalender penanggalan yang
digunakan.
Kalender Hijriah yang digunakan umat Islam dalam menetapkan hari besar keagamaan ditetapkan berdasarkan peredaran Bulan mengelilingi Bumi.
Satu tahun Hijriah memiliki rata-rata jumlah hari sebanyak 354,36 hari. Sementara itu, kalender Masehi yang digunakan dalam penanggalan sehari-hari dihitung berdasarkan peredaran Matahari.
Di mana satu tahunnya memiliki rata-rata 365,24 hari. Artinya, terdapat jarak jumlah hari di antara kedua perhitungan tahun tersebut.
"Jadi Ramadhan dan hari raya Islam setiap tahun bersegera sekitar 11 hari," ujarnya mengutip dari Kompas.com, Sabtu (10/3/2024).
Perbedaan jumlah hari dalam tahun Hijriah dan Masehi ini menyebabkan pelaksanaan ibadah umat Islam, termasuk puasa Ramadhan, menjadi selalu maju 10-12 hari dari tahun sebelumnya.
Namun, ini hanya berlaku jika dilihat dalam kalender
Masehi. Sementara jika dilihat di kalender Hijriah, selalu jatuh di tanggal
yang sama, yaitu 1 Ramadhan.
Sumber : kompas.com