Dinkes Ajak Masyarakat Kenali Cara Pencegahan Malaria dan DBD

Salah satu petugas Puskesmas saat mensosialisasikan upaya pencegahan Malaria. Foto/IST

POSSINDO.COM, Pulang Pisau- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulang Pisau melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berupaya melakukan pencegahan terhadap kemungkinan munculnya ancaman penyakit Demam berdarah atau DBD dan juga malaria di beberapa wilayah kecamatan yang dianggap rawan. Hal tersebut disampaikan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau dr Pande Putu Gina pada awak media ini Jumat (26/04/2024) tadi.
 
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau dr Pande Putu Gina. Foto/IST

“Pulang Pisau yang memiliki beberapa kecamatan dengan kondisi geografi yang berbeda memang memungkinkan ancaman dari penyakit Malaria dan DBD. Setiap tahun biasanya akan ada yang kena ketika memasuki musim hujan. Sebab disaat itu sumber pembawa penyakit melalui nyamuk akan berkembang biak dengan cepat,” ungkap dr Pande.

Dikatakan dr Pande daerah-daerah yang rawan terkena serangan malaria yakni di wilayah Kecamatan atas, seperti di kecamatan Banama Tingang. Hal tersebut lantaran habibat nyamuk Anopheles betina dianggap lebih cepat tumbuh di kondisi Geografi Banama tingang dan sekitar yang kebanyakan hutan alami.

“Sementara untuk sebaran daerah yang kerap terkena DBD yakni di Kecamatan Jabiren Raya dan Kahayan hilir. Biasanya perkembangan nyamuk pembawa virus DBD ini yakni aedes Aegypti cepat berkembang dan suka menyerang di dua kecamatan ini,” ungkap dr Pande.

Perbedaan Sumber Penyakit DBD dan Malaria


Dikatakan dr Pande, meskipun sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk, tetapi penyebab demam berdarah dan malaria berbeda. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium. Sedangkan demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue.
 
Upaya Fogging dilakukan Dinkes Pulang Pisau dalam memberantas nyamuk penyebar DBD di Desa Mantaren I. Foto/IST

Selain itu, jenis nyamuk yang membawa penyakit ini pun berbeda. Malaria disebabkan oleh nyamuk Anopheles betina. Nyamuk tersebut diketahui sangat aktif ketika pagi hari dan sore hari. Gigitannya pun berisiko memicu berbagai penyakit, termasuk seperti malaria. Bukan hanya tempat yang kotor, nyamuk Anopheles betina berkembang biak pada kubangan air yang bersih.

Sementara itu, nyamuk penyebab demam berdarah adalah nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasa aktif pada siang hari dan berkembang biak pada air bersih yang tertampung di bekas-bekas sisa plastik pada sekitar rumah.

Cara Mencegah Serangan nyamuk Malaria dan Aedes Aegypti

Dikatakan dr Pande lagi untuk mencegah gigitan dari Anopheles betina maka setiap beraktifitas di wilayah hutan untuk memakai pakaian serba panjang seperti celana dan lengan panjang. Kemudian juga penting untuk tidak meletakkan pakaian basah di dalam rumah karena dapat menjadi tempat persembunyian nyamuk.

“Kemudian bagi masyarakat yang bekerja atau tinggal diwilayah dengan rimbun pepohonan disarankan untuk memakai kelambu anti nyamuk. Serta tidak lupa untuk rutin melakukan 3M yaitu Menguras penampungan air, Mengubur barang bekas, dan Mendaur ulang barang bekas,” ungkap Pande.

Jika memang ada menemukan keluhan sakit demam atau meriang disertai tanda-tanda kena DBD atau malaria untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat. Bisa melalui Puskesmas atau Rumah Sakit. (Lp/Sam)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال