Dinas Kesehatan Pulang Pisau Seriusi Pencegahan DBD

Ancaman DBD atau Demam Berdarah selalu muncul saat memasuki musim penghujan. Dinkes Pulpis berkomitmen untuk terus melakukan pencegahan hingga pemberantasan. Foto/Net

POSSINDO.COM, Pulang Pisau – Kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Pulang Pisau mendapat perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pulang Pisau. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau dr Pande Putu Gina.

Dokter Pande mengungkapkan Pada Kasus DBD, Dinas kesehatan lebih kearah pencegahan melalui upaya Promotif, Preventif. Jadi dinas kesehatan hingga tingkat puskesmas selalu rutin melakukan penyuluhan pola hidup bersih sehat dengan sasaran penyuluhan langsung ke masyarakat dan bisa juga melalui program. Disebut melalui program, yakni upaya edukasi atau promosi kesehatan melalui komunitas , organisasi atau kumpulan.
Upaya Edukasi tentang hidup sehat rutin dilakukan Puskesmas Pulang Pisau dengan menyasar anak-anak sekolah. Foto/IST


“Misalkan upaya edukasi melalui masuk ke sekolah. Biasanya sasaran kita kepada siswa dengan melatih dokter kecil. Kemudian ada juga Kader siswa pemantau jentik (Sismantik). Karena kita kan tau jika biasanya gigitan nyamuk itu kan rentang antara jam 9-11 dan jam 4 jam 5 sore,”ungkap dr Pande.

Sehingga informasi seperti waktu rawan gigitan seperti itu memang perlu disampaikan pada anak usia sekolah atau pihak guru dan juga wali murid untuk bisa dilakukan antisipasi sehingga dilanjutkan dengna pola hidup sehat hingga bisa dipraktekan kerumah.

Edukasi Melalui Posyando Hingga Saluran Media

Selanjutnya disampaikan dr Pande, upaya Promosi kesehatan ( Promkes) juga dilakukan melalui penyuluhan pada kegiatan Posyandu. Mulai dari Posyandu remaja, Posyandu remaja Produktif. Hingga sosialisasi lewat radio pemerintah, kemudian melalui media edukasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau dr Pande Putu Gina. Foto/IST

“ Tidak hanya menyasar pada masyarat umum, namun kita juga bekerjasama dengan pihak perusahaan. Jadi tingkatan bawah seperti Puskemas itu juga akan menjangkau edukasi hingga ke para pekerja di perusahaan untuk tetap menjaga kesehatan dan tau cara mencegah DBD,” ungkap dr Pandi.

Dalam prakteknya memang ada beberapa kendala, biasanya ada waktu-waktu tertentu yang membuat masyarakat kurang minat untuk turun mengikuti posyandu atau kegiatan yang sifatnya mengundang.

“ Solusinya kita bekerjasama dengan program lain semisal pemberian vitamin. Bahkan ada juga kombinasi kerjasama dengan desa, kebetulan desa kan punya program berbagi makanan, susu biasanya saat Posyandu. Nah kita masuk di bagian edukasinya,” ungkapnya. (Lp/Sam)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال