Ilustrasi Hacker Menyerang Pusat Data Nasional. Foto/Bing Image Creator/Katadata.co.id/Desy Setyowati |
POSSINDO.COM, Nasional -Pusat Data Nasional (PDN) lumpuh
karena diserang peretas. Akibatnya, 210 instansi pemerintah terdampak dan
layanan publik berbasis digital terganggu.
Peretasan terjadi sejak 20 Juni. Pusat data yang berlokasi di
Surabaya itu diserang dengan modus ransomware.
Pemerintah belum bisa memulihkan PDN hingga saat ini.
Peretas pun meminta tebusan hingga Rp131 miliar.
Berikut rangkuman kisruh Pusat Data Nasional (PDN) yang
diserang peretas.
Peretas minta tebusan Rp131 M
Peretas belum melepaskan PDN hingga saat ini. Mereka mematok
tebusan US$8 juta atau setara Rp131 miliar kepada pemerintah.
"Mereka meminta tebusan US$8 juta," ucap Direktur
Network & IT Solution Telkom Group Herlan Wijanarko pada jumpa pers, Senin
(24/6).
Meski begitu, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie
Setiadi memastikan pemerintah tak akan menuruti permintaan itu. Badan Siber dan
Sandi Nasional (BSSN) beserta sejumlah instansi diterjunkan untuk menangani
peretasan itu.
Hingga saat ini, pemerintah belum berhasil mengambil alih PDN.
Tak ada tenggat waktu penanganan serangan ini.
Data dipindah ke Amazon
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan data imigrasi
yang diretas dipindahkan sementara ke cloud computing Amazon Web Services
(AWS).
"Ya kita terpaksa migrasi dulu ke, apa, AWS. Jadi
menunggu PDN baik, kita harus emergency apa, solusi emergency. Jadi kita pakai
apa, yang Amazon dulu," ucap Yasonna.
Layanan keimigrasian menjadi salah satu pelayana yang
terganggu sejak PDN diserang. Lumpuhnya layanan ini sempat membuat penumpukan
penumpang di Bandara Soekarno Hatta.
Lockbit 3.0
Peretasan PDN dilakukan oleh kelompok peretas benama Lockbit
3.0. Mereka adalah kelompok peretas lintas negara yang punya rekam jejak
mengerikan.
Kelompok ini dikenal sebagai peretas dengan modus ransomware.
Mereka mengunci data milik korban dengan tujuan pemerasan.
Perusahaan keamanan siber Ensign InfoSecurity menyebut Lockbit
3.0 rutin menyasar keamanan digital di Indonesia pada 2023.
Data bocor
Serangan ini sudah merembet hingga kebocoran data. Salah satu data yang
bocor adalah data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System
(INAFIS) Polri.
Kebocoran data itu diungkap akun @FalconFeedsio di X. Dia menyebut data
INAFIS dijual di BreachForums oleh peretas MoonzHaxor.
Kepala BSSN Hinsa Siburian mengakui hal itu. Mereka juga sudah berkomunikasi
dengan Polri mengenai hal ini.
"Karena data ini kan ditemukannya dari dark web, sama dengan pasar
gelap, jadi tentu kita crosscheck, kita konfirmasi dengan kepolisian
apa benar ini data kalian? Mereka bilang itu ada data memang data lama,"
ungkap Hinsa.
Sumber : cnnindonesia.com
Tags
Nasional