Upaya Petani di Desa Anjir Buka Lahan Tanpa Bakar dan Manfaatan Cangkang Telur Ditengah Naiknya Harga Pupuk

 

Petani Holtikultura yang sukses membudidayakan Cabe Sigintung di Desa Anjir Kabupaten Pulang Pisau dengan Pola Tanpa Bakar dan Pemanfaatn Cangkang Telur Sebagai Pupuk Alami. Foto/Possindo

POSSINDO.COM, Pulang Pisau – Siang itu, Pada Selasa 23 Juli 2024 condisi cukup terik, beberapa hari hujan tidak turun. Nampak sekelompok petani tengah berkumpul di area lahan perkebunan Holtikultura sayur mayur di RT 03 Desa Anjir Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalteng.

Sekelompok Petani tersebut tengah menerima kunjungan dari sejumlah media massa, kelompok Petani lain dari Kecamatan jabiren, pegawai dari Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau serta pengurus dan Fasilitator program UBI dari Yayasan FIELD Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Program.

Adalah Ahmad Irjin, petani Holtikultura yang hari tersebut berhasil menunjukan keberhasilan pengolahan lahan dengan menggunakan metode mulsa tanpa olah tanah (MTOT) yang dipadukan dengan pengunaan pupuk cangkang telur di area kebun sayur seluas 350 meter persegi miliknya.

“ Jadi bisa dilihat sendiri tanaman dengan pengolahan tanpa bakar sistem Mulsa dan pengaplikasian pupuk cangkang telur pada tanaman Cabe Sigantung yang berumur 2,5 bulan tumbuh subur. Buahnya lebat, berukuran besar dan pokok batangnya padat serta berdaun banyak,” ujar Irjin sambil menunjukan deretan pohon Cabe Sigantung pada media ini.

Tidak hanya pada Cabai Sigantung, sistem pengolahan tanpa bakar dan metode yang sama juga dilakukan pada tanaman sayur lainnya mulai tomat, Terong Ungu, Kangkung hingga kacang Panjang yang kesemuanya memiliki kesuburan meningkat hingga 30 persen dibanding dengan memakai pupuk Kimia.

Mendapat Tanggapan Positif Dinas Pertanian

Melihat beragam sayur mayur yang mampu tumbuh subur dan berbuah lebat tersebut, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian pada Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau, Suhaimi mengaku cukup bangga. Menurut dirinya Dinas Pertanian menyambut baik dan sangat mendukung kegiatan budidaya holtikultura menggunakan metode mulsa dan penerapan pengunaan pupuk cangkang telur tersebut.

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian pada Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau, Suhaimi. Foto/IST

“Pengolahan lahan tanpa bakar ini bisa jadi contoh yang bagus bagi petani lainnya hendak berkebun. Selain tanpa harus membakar lahannya, pemanfaatkan limbah rumah tangga berupa cangkang telur yang diolah menjadi pupuk juga bisa jadi solusi bagi petani di tengah naiknya harga pupuk,” ungkap Suhaimi.

Sementara itu, terkait kendala pada sarana prasarana yang masih belum dimiliki petani seperti minimnya Sumber air dari Sumur Bor dan alat dukung pertanian. Suhaimi meminta petani untuk segera berkoordinasi melalui penyuluh setempat, terutama dengan membentuk kelompok kedepan akan mudah mengakses bantuan dari pemerintah sehingga pengolahan kebun jadi lebih maksimal.


UBI terus Dorong Kader dan Petani Kampanyekan Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar


Ditempat yang sama, Suhada selaku Fasilitator Program Udara Bersih Indonesia (Program UBI) melalui Yayasan FIELD Indonesia menyampaikan sejauh ini program UBI sudah berjalan di wilayah kalteng yakni dikabupaten Kapuas, Katingan dan Pulang Pisau.

Suhada Fasilitator Program Udara Bersih Indonesia (Program UBI) Yayasan FIELD Indonesia Kalteng. Foto/IST

Pihaknya melalui kader Ubi dilapangan terus mengkampanyekan pola berkebun dengan menggunakan metode mulsa TOT saat menjanjikan. Sebab selain ramah lingkungan juga berbiaya rendah serta mudah diaplikasikan pada berbagai kawasan.

“ Selama ini program kita di Yayasan FIELD Indonesia fokus untuk mengajak para petani untuk mengelola lahan pertanian miliknya, baik jenis padi atau tanaman holtikultura dengan tanpa membakar lahan,” ucapnya.

Dalam menjalankan program, memang diakui Suhada kendala yang dialami dengan masih kuatnya mindset atau pikiran petani yang menganggap bahkan mengola lahan harus dengan membakar, padahal menurutnya pola seperti itu sudah tidak relevan dengan kondisi sekarang karena akan berhadapan dengan masalah hukum.

“Makanya dengan sering menampilkan hasil nyata pada petani, harapannya bisa menyakinkan bahwa mengolah lahan tetap bisa berhasil meski tidak dengan membakar. Tetapi dengan mempraktekkan pola seperti hari ini, sistem mulsa dan penggunaan pupuk ramah lingkungan,” ungkapnya. (San)

Editor : Dedy

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال