Burnout bisa terjadi ketika kita secara konsisten merasakan stres pada level tertinggi tanpa berupaya mengelolanya. Foto/guruinovatif.id |
POSSINDO.COM, Ragam -Burnout bisa terjadi karena adanya situasi memicu kelelahan secara fisik maupun mental.
Ketika burnout, seseorang akan merasa kurang termotivasi karena menilai apapun yang dikerjakannya tidak penting.
Burnout terjadi secara bertahap, sehingga kita mungkin tidak menyadari gejalanya.
Namun, beberapa potensi gejala burnout antara lain sulit konsentrasi, mudah lupa, kehilangan arah atau target pribadi, sulit menjaga relasi dengan orang-orang terdekat, mudah frustrasi dengan rekan kerja, serta merasakan gejala fisik seperti otot tegang, kelelahan, maupun insomnia.
Burnout seringkali berkaitan dengan pekerjaan atau pemicu profesional lain, seperti tuntutan mencapai target tertentu. Meski begitu, burnout juga bisa terjadi pada beberapa situasi seperti jadwal akademik yang terlalu padat, masalah relasi yang melelahkan dan tampak tak ada habisnya, hingga merawat orang tercinta yang sedang sakit kronis.
Lalu, bagaimana cara mengatasi burnout? Berikut rinciannya.
Cara mengatasi burnout
1. Dapatkan bantuan profesional
Mencari bantuan profesional seperti terapis dapat membantu pulih dari burnout, terutama jika disertai masalah kesehatan mental lainnya. Terapi Perilaku Kognitif (CBT) juga dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik.
2. Beritahu orang terdekat
Beritahukan orang-orang terdekat yang kamu percayai tentang burnout yang dirasakan sehingga mereka dapat menawarkan dukungan, baik dengan sekadar mendengarkan, membantu beban tugas, atau mendorong keterlibatan sosial. Jika merasa tidak memiliki sistem dukungan alias support system, diskusikan hal ini dengan terapis atau pertimbangkan bergabung dengan komunitas dukungan.
3. Beritahu orang apa yang kita butuhkan
Sampaikan dengan jelas kebutuhan kita, baik itu ketika sendirian saat makan siang, ruang hobi, terkait perpanjangan deadline pekerjaan, atau waktu berkualitas dengan pasangan. Menyuarakan kebutuhan menunjukkan bahwa kamu menghargai diri sendiri dan kesehatanmu.
4. Tetapkan batasan
Bangun kembali batasan yang terganggu, terutama dalam
keseimbangan kerja-hidup (work life balance). Latihlah diri untuk mengatakan
"tidak" dan menetapkan batasan di tempat kerja serta dalam hubungan
untuk menjaga kesejahteraan pribadi.
5. Memantau tingkat stres
Cobalah mengidentifikasi pola dan pemicu stres untuk mengembangkan solusi. Menyadari reaksi stres akan membantu dalam mengelola dan mencegah burnout di masa depan.
6. Rutin menulis jurnal
Gunakan jurnal untuk melacak stres, suasana hati, dan
gejala burnout. Tujuannya adalah mengeksternalisasi pikiran, memberikan
kejelasan, dan kelegaan emosional. Menulis jurnal bersyukur juga bisa
bermanfaat.
7. Coba berbagai teknik manajemen stress
Tingkatkan keterampilan manajemen stres dengan beragam cara mulai dari terapi hutan hingga yoga. Cobalah beragam teknik yang ada dan temukan yang paling cocok dengan dirimu.
Sumber : kompas.com