Mengenal Sejarah Perayaan Hari Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia

Selamat Memperingati Peringatan Hari Lahir Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Foto/Net

POSSINDO.COM, Ragam -Maulid Nabi merupakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Secara bahasa Arab, kata Maulid memiliki arti "hari lahir" atau biasa disebut juga dengan Milad.

Berdasarkan kalender Hijriah, momen Maulid Nabi jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal atau tahun ini akan bertepatan dengan tanggal 16 September 2024.

Peringatan Maulid Nabi bagi masyarakat Muslim adalah sebagai penghormatan dan pengingat kebesaran serta keteladanan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Cara melakukannya bisa dengan berbagai bentuk amal ibadah.

Meski demikian, masih ada perbedaan pendapat, apakah peringatan Maulid Nabi termasuk bid'ah atau bukan. Namun, acara Maulid Nabi diperingati di dunia dan termasuk Indonesia.

Dalam sejarahnya, Maulid Nabi pertama kali diadakan pada masa Dinasti Abbasiyah di Baghdad oleh Khaizuran (170 H/786 M). Dia adalah ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan Harun al-Rasyid.

Dia datang ke Madinah dan Makkah untuk memerintahkan penduduk menggelar peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam di rumah-rumah penduduk.

Tujuan peringatan Maulid Nabi ini dilakukan agar teladan, ajaran, dan kepemimpinan dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bisa terus hidup di berbagai lapisan masyarakat Madinah dan Makkah.

Sementara itu, peringatan Maulid Nabi di Indonesia pertama kalinya diperkenalkan oleh Wali Songo sekira tahun 1404 Masehi. Peringatan tersebut ditujukan demi menarik hati masyarakat untuk mau memeluk agama Islam.

Sehingga, Maulid Nabi juga dikenal dengan nama peringatan Syahadatain. Istilah Sekaten berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat syahadat.

Sekaten merayakan hari lahir Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 5–11 Rabiul Awal atau dalam kalender Jawa sama dengan bulan Mulud.

Upacara Sekaten diawali dengan iring-iringan para abdi dalem yang membawa gamelan Jawa bernama Kiai Nogowilogo dan Kiai Gunturmadu.

Gamelan ini akan dimainkan selama tujuh hari acara Sekaten dan akan dikembalikan ke keraton pada malam terakhir perayaan. Sekaten akan diakhiri dengan acara gerebeg gunungan Sekaten.

Sumber : okezone.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال