Harga
Minyak Goreng pada 206 Daerah di Indonesia Naik. Foto/Antara |
POSSINDO.COM, Ekonomi -Kementerian Perdagangan (Kemendag)
mengungkap penyebab harga minyak goreng melonjak di 206 daerah di seluruh
Indonesia.
Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri
Kemendag Krisna Ariza menjelaskan faktor utama yang memicu kenaikan adalah
keberadaan minyak goreng curah.
"Di mana minyak goreng curah saat ini tidak lagi
merupakan minyak hasil DMO (domestic market obligation) yang diatur DPO
(domestic price obligation)-nya," ujar Krisna, Melansir dari CNNIndonesia.com
Jumat (29/11/2024).
Kondisi itu membuat harga minyak goreng curah naik. Kenaikan
berimbas ke minyak goreng premium.
Ia merinci kenaikan harga minyak goreng curah terjadi di 163
kabupaten/kota, kenaikan harga minyak goreng premium terjadi di 97
kabupaten/kota, dan kenaikan harga minyak goreng Minyakita terjadi di 94
kabupaten/kota.
Lebih lanjut, Kantor Staf Presiden (KSP) mencatat harga minyak goreng
Minyakita mengalami kenaikan hingga di atas harga eceran tertinggi (HET).
Deputi III Bidang Perekonomian KSP Edy Priyono mengungkap harga Minyakita
rata-rata nasional tembus Rp17 ribu per liter.
Sementara berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18
Tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng
Rakyat, diatur HET Minyakita adalah Rp15.700 per liter.
"Harganya rata-rata (Minyakita) Rp17 ribu per liter. Cukup jauh dari
HET Minyakita Rp15.700 (per loter). Disparitasnya rendah, artinya di mana-mana
mahal," ujar dia.
Menurutnya merujuk Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP), hanya
tiga provinsi dengan harga Minyakita yang sesuai dengan HET yang telah diatur.
Sementara, harga minyak goreng Minyakita di dominan wilayah Indonesia mengalami
kenaikan.
Pihaknya menduga kenaikan harga ini karena masalah pasokan. Menurutnya,
harga Minyakita telah lama naik dan sulit turun.
"Minggu ini kami akan turun ke lapangan. Kami penasaran ada apa dengan
Minyakita, kenapa susah turun. Bahkan di Jakarta di depan mata kita tidak
sesuai HET, Jawa Barat juga dekat dengan kita (tidak sesuai HET),"
jelasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Tags
Ekonomi