POSSINDO.COM, Ekonomi -Proyek pengganti LPG yang digagas
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) bakal dilanjutkan pemerintahan Presiden
Prabowo Subianto.
Proyek yang dimaksud adalah gasifikasi batu bara menjadi gas
dymetil eter (DME) untuk sebagai pengganti LPG. Proyek hilirisasi batu bara ini
sempat mandek karena ditinggal investor.
Kini, Prabowo meminta agar proyek gasifikasi batu bara
menjadi gas DME untuk menggantikan LPG berlanjut dengan mencari investor baru.
Arahan itu disampaikan dalam rapat terbatas yang membahas
soal proyek strategis nasional (PSN) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Istana
Kepresidenan pada Selasa lalu (26/11).
"Beliau (Prabowo) minta supaya DME dicarikan investor dan juga mitra
teknologi," ungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat,
dikutip Detikfinance, Kamis (28/11).
Menurutnya, Prabowo meminta semua proyek ketahanan energi dijadikan
prioritas untuk digarap lebih cepat. Selain proyek gasifikasi batu bara, ada
juga pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
Di masa pemerintahan Jokowi, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengklaim ada
pihak yang menjegal Indonesia untuk menggarap proyek pengganti LPG.
Menurut Bahlil, penjegalan itu terjadi sebelum dirinya dipindahkan Presiden
Joko Widodo (Jokowi) dari Kementerian Investasi/BKPM ke Kementerian ESDM. Ia
mengklaim ini juga berlangsung sebelum dirinya terpilih menjadi ketua umum
Partai Golkar.
Bahlil menyebut Jokowi sudah melakukan groundbreaking proyek hilirisasi batu
bara menjadi dimetil eter (DME) di Muara Enim, Sumatra Selatan.
"Saya tahu ini ada mainan, di-intercept. Begitu saya masuk di menteri
ESDM dan alhamdulillah saya jadi ketua umum Golkar, rasanya yang mencoba-coba
intercept akan saya intercept balik. Demi kedaulatan bangsa dan negara tidak
boleh kita main-main. Enggak boleh!" ungkapnya dalam kumparan Green Initiative
Conference 2024 di Jakarta Pusat, Rabu (25/9).
Sumber : cnnindonesia.com
Tags
Ekonomi