Lima desa di Indonesia mendapatkan penghargaan Apresiasi Desa Budaya 2024 dari Kementerian Kebudayaan RI. Foto/panjalu.desa.id |
POSSINDO.COM, Nasional -Pemerintah melalui Kementarian Kebudayaan menggelar kegiatan Apresiasi Desa Budaya. Apresiasi Desa Budaya 2024 dilaksanakan selama dua hari, 16-17 Desember 2024 di Desa Lalang, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung.
Ribuan masyarakat hadir dalam kegiatan Apresiasi Desa Budaya, dari sore hingga malam puncak acara. Apresiasi Desa Budaya yang sudah berjalan sejak 2021, bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap desa-desa yang telah menunjukan dedikasi luar biasa, pengembangan dan memanfaatkan potensi budaya untuk pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon yang hadir sekaligus menyerahkan sertifikat Apresiasi Desa Budaya ke lima kepala desa, mengaku mengapresiasi kegiatan tersebut. Lebih lanjut, Fadli Zon mengatakan, Apresiasi Desa Budaya sesuai dengan visi dan misi Presiden Prabowo Subianto.
"Mereka membuktikan bahwa kebudayaan dapat beradaptasi dengan zaman, tanpa kehilangan akar sejarah dan nilai-nilai luhurnya," kata Fadli Zon di Puncak Acara Apresiasi Desa Budaya 2024.
Berbagai kegiatan Apresiasi Desa Budaya 2024 disajikan, mulai
dari parade desa, perlombaan tradisi Desa Lalang hingga malam gelar budaya
dengan penampilan tari dan musik tradisiona.
Tahun ini terdapat 18 desa budaya yang ikut meramaikan kegiatan Apresiasi Desa
Budaya. Setelah melalui proses oleh dewan juri, hanya lima desa yang menerima
Apresiasi Desa Budaya 2024.
Lima desa itu, yakni:
- Desa Air Hitam Laut (Tanjung Jabung Timur, Jambi) Desa ini diakui atas komitmennya melestarikan tradisi Mujuk Selang, sebuah praktik budaya yang mengedepankan nilai gotong-royong masyarakat pesisir dalam menjaga keseimbangan ekologi dan sumber daya alam laut. Tradisi ini diperkuat melalui regulasi desa dan didukung dengan pelibatan aktif generasi muda serta perempuan dalam upaya pelestarian lingkungan.
- Desa Dasun (Rembang, Jawa Tengah) Desa Dasun mencuri perhatian berkat inovasi seni rupa berbasis garam yang memadukan tradisi budaya bahari dengan seni kontemporer. Desa ini juga berhasil mengoptimalkan kolaborasi antara seniman lokal dan masyarakat, menjadikan seni sebagai media penggerak ekonomi kreatif sekaligus identitas budaya bahari.
- Desa Krikilan (Sragen, Jawa Tengah) Keunggulan Desa Krikilan terletak pada pengelolaan destinasi wisata budaya berbasis kearifan lokal. Desa ini memanfaatkan Situs Sangiran, warisan dunia UNESCO untuk mengembangkan narasi budaya yang mengintegrasikan edukasi sejarah, seni pertunjukan tradisional, dan ekonomi kreatif. Komitmen inklusif ditunjukkan dengan keterlibatan perempuan dan kelompok rentan dalam pengembangan destinasi tersebut.
- Desa Kebondalem Kidul (Klaten, Jawa Tengah) Desa ini menginspirasi dengan model desa wisata budaya yang berfokus pada pelestarian seni tradisional seperti wayang kulit dan karawitan. Komitmen dalam mengintegrasikan kebijakan budaya ke dalam regulasi desa, serta dukungan penuh dari masyarakat dalam mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya, menjadi alasan utama desa ini meraih penghargaan.
- Desa Rambutan Masam (Batanghari, Jambi) Desa Rambutan Masam berhasil menghidupkan kembali tradisi Mujuk Selang sebagai upaya revitalisasi budaya lokal yang telah lama terpinggirkan. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai pengikat sosial masyarakat tetapi juga menjadi medium edukasi bagi generasi muda dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam.