Menteri
Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti. Foto/IST/merdeka.com
POSSINDO.COM, Nasional -Ujian Nasional (UN) dan sistem zonasi kembali jadi perdebatan.Sejumlah pihak mendorong pemerintah kembali memberlakukan UN sebagai parameter kualitas siswa usai lulus jenjang pendidikan dasar. UN sendiri dihapus pada era Menteri Nadim Makariem.
Sementara terkait sistem zonasi, sebagian pihak mendorong Menteri Pendidikan
yang baru menghapus sistem tersebut.
Sistem zonasi adalah mekanisme mendaftar sekolah berdasarkan kriteria kedekatan
jarak rumah siswa dengan sekolah.
Sistem ini membuat tak ada lagi sekolah favorit. Faktor penentu masuk atau
tidaknya siswa dilihat dari jarak rumah mereka ke sekolah. Semakin dekat jarak
mereka, maka semakin terbuka untuk mendaftar di sekolah tersebut.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyatakan istilah 'ujian' dan 'zonasi' pada jenjang pendidikan dasar dan menengah akan dihilangkan dan diganti dengan mekanisme lain.
"Tak bocorin sedikit saja, nanti tidak akan ada kata-kata ujian lagi. Kata-kata ujian tidak ada," kata Abdul Mu'ti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (20/1).
Abdul Mu'ti menyebutkan hal yang sama juga berlaku pada sistem zonasi,
istilah baru juga disiapkan sebagai penggantinya.
Namun, ia masih enggan membocorkan. Mu'ti meminta seluruh pihak menunggu.
"Sekadar bocoran, nanti kata-kata zonasi tidak ada lagi, diganti dengan
kata lain. Nah, kata lainnya apa? Tunggu sampai keluar," ujarnya.
Ia menyebut konsep terkait pengganti ujian ini telah selesai dan akan diumumkan
beberapa waktu mendatang. Mu'ti membuka kans itu akan diumumkan sebelum Hari
Raya Idul Fitri 2025.
Lalu, terkait PPDB tahun 2025, Mu'ti menyatakan keputusannya akan diputuskan
dalam sidang kabinet.
"Sudah kami serahkan hasil kajian Kementerian kepada Bapak Presiden
melalui Seskab [Sekretaris Kabinet], sehingga kapan sistem ini diputuskan
sepenuhnya kami menunggu arahan dan kebijaksanaan Bapak Presiden,"
ujarnya.