![]() |
Mendikdasmen Abdul Mu’ti. Foto/Instagram @abe_mukti |
POSSINDO.COM,
Nasional -Menteri Pendidikan Dasar
dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyatakan tunjangan guru non ASN atau
guru honorer tetap mengalami kenaikan meski anggaran kementeriannya terkena
pemotongan imbas efisiensi.
Mu'ti menjelaskan hal tersebut dilakukan merujuk pada prinsip efisiensi
anggaran yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Tunjangan guru non-ASN tetap kita amankan sebesar Rp11,5 T. Nilai ini
sudah termasuk kenaikan tunjangan profesi guru non-PNS yang dinaikkan dari
Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per orang per bulan," ujar mu'ti di Kompleks
Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/2).
Lebih lanjut, Mu'ti mengatakan beasiswa pendidikan untuk daerah tertinggal dan
khusus yang dijalankan Kemendikdasmen tetap berjalan.
"Penyediaan beasiswa berjalan dengan anggaran sebesar Rp278 M termasuk
untuk beasiswa afirmasi daerah tertinggal," ujar dia.
Di sisi lain, Mu'ti mengatakan imbas efisiensi anggaran Kemendikdasmen
berdampak pada jumlah guru yang difasilitasi untuk mengikuti pendidikan
profesi.
Ia mengatakan hampir separuh peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) akan batal
dibiayai untuk mengikuti pelaksanaan pendidikan tersebut.
"Pemerintah belum bisa menyediakan secara penuh untuk 806 ribu orang,
hampir separuhnya tetap dapat dibiayai tahun 2025 jadi yang sudah disepakati
sekitar 400 sekian ribu untuk PPG tahun 2025," ujar dia.
Mu'ti menyatakan pemotongan anggaran kementeriannya imbas efisiensi mengalami
penurunan dari Rp8,03 triliun menjadi Rp7,27 triliun.
Ia menjelaskan penurunan pemotongan anggaran sebesar Rp Rp763,3 miliar itu
berdasarkan hasil rapat dengan Menteri Sekretaris Negara pada Selasa (11/2)
kemarin.
Sumber :
cnnindonesia.com