Cegah Kelebihan Muatan, Legislator Minta Pengawasan Kapal Diperketat

Pemudik antre untuk memasuki Kapal KM Gunung Dempo di Terminal Penumpang Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu 15 April 2023. PT Pelni (Persero) telah menjual tiket arus mudik Lebaran sebanyak 134.216 atau 59,91 persen dari proyeksi 224.043 penumpang pada periode 7 hingga 21 April 2023. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

POSSINDO.COM, Nasional – Anggota Komisi V DPR, Irine Yusiana Roba Putri, meminta kepastian modal transportasi yang layak bagi pemudik pada Lebaran 2025. Ia menyoroti pentingnya pengawasan terhadap angkutan kapal laut agar tidak mengalami kelebihan kapasitas.

“Kapal laut menjadi salah satu pilihan utama bagi pemudik, terutama di wilayah kepulauan dan daerah yang tidak memiliki infrastruktur jalan memadai. Pemerintah harus memastikan kapal yang digunakan dalam kondisi layak, aman, dan nyaman bagi penumpang,” ujar Irine kepada wartawan, Rabu (26/3/2025).

Irine memprediksi lonjakan penumpang kapal penyeberangan hingga 50% dibanding mudik 2024 dan mengingatkan pemerintah agar melakukan pengawasan ketat pada puncak arus mudik.

“Tentunya ini meningkatkan risiko keselamatan, terutama jika tidak ada pengawasan ketat terhadap jumlah penumpang dan muatan,” katanya.

Irine juga menyoroti keberadaan kapal berusia tua yang tidak mendapatkan perawatan optimal. Ia menyebut kondisi ini berpotensi menimbulkan kendala teknis, seperti mesin mogok atau kebocoran kapal.

“Dalam beberapa kasus, kapal yang seharusnya tidak beroperasi tetap digunakan karena lemahnya pengawasan,” ujarnya.

Ia meminta pemerintah memberlakukan sanksi tegas bagi operator kapal yang melanggar aturan keselamatan, termasuk pencabutan izin operasional jika ditemukan pelanggaran serius.

“Pemerintah juga harus mengawasi harga tiket agar tetap sesuai ketentuan dan mencegah praktik calo atau penipuan tiket palsu. Selain itu, ketersediaan alat keselamatan seperti pelampung dan sekoci harus mencukupi untuk seluruh penumpang,” tegasnya.

Irine juga menyoroti kondisi cuaca buruk, seperti gelombang tinggi dan angin kencang, yang sering menjadi ancaman bagi kapal penyeberangan, terutama kapal dengan spesifikasi yang kurang memadai untuk menghadapi kondisi ekstrem.

Ia meminta BMKG meningkatkan koordinasi agar peringatan dini tentang potensi cuaca buruk dapat segera diketahui. Irine menegaskan bahwa pemerintah harus menghentikan operasi kapal yang tidak memenuhi standar.

“Kondisi cuaca juga perlu dipantau secara terus-menerus oleh KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) dan pengelola kapal untuk menghindari dampak buruk cuaca ekstrem, khususnya yang saat ini sedang melanda Maluku Utara,” jelasnya.

Selain itu, Irine menilai Kemenhub perlu berkoordinasi dengan operator kapal untuk menambah jumlah armada guna mengurangi kepadatan dan menghindari overcapacity. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan infrastruktur pelabuhan selama libur Lebaran, seperti ruang tunggu yang lebih layak.

“Apalagi setiap tahunnya, banyak pemudik menggunakan sepeda motor dengan membawa anak-anak mereka,” katanya.

Irine mengingatkan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam menjamin keselamatan kapal penyeberangan selama arus mudik. Ia menegaskan pentingnya pengawasan ketat untuk memastikan kelayakan kapal dan regulasi yang memadai agar risiko kecelakaan dapat diminimalkan.

“Langkah-langkah preventif ini bukan hanya demi keselamatan, tetapi juga untuk memastikan mudik menjadi pengalaman yang menyenangkan tanpa insiden yang membahayakan jiwa. Jangan sampai terjadi kelebihan kapasitas penumpang maupun muatan barang yang dapat membahayakan keselamatan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Irine berharap layanan transportasi laut bisa lebih aman dan nyaman bagi masyarakat selama arus mudik Lebaran. Ia menegaskan bahwa batas jumlah penumpang kapal harus ditegakkan agar keamanan penumpang terjamin.

Irine juga mencatat adanya peningkatan arus penumpang dan barang selama libur Lebaran dengan moda transportasi laut, termasuk di Maluku Utara. Tahun lalu, terjadi penumpukan truk pengangkut sembako di Pelabuhan Feri Bastiong Ternate menuju Halmahera karena prioritas diberikan kepada kendaraan pribadi.

Oleh karena itu, Irine berharap PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP) dapat membuat sistem pengaturan yang lebih baik untuk kendaraan roda dua, roda empat, dan roda delapan guna memastikan kelancaran pasokan kebutuhan pokok.

“Saya mengapresiasi kerja cepat jajaran Kementerian Perhubungan, termasuk KSOP UPP Sofifi, sehingga pelabuhan laut Sofifi akan segera dioperasikan pada 26 Maret ini,” katanya.

“Semoga pelabuhan ini dapat mendukung peran Pelabuhan Feri Galala selama arus mudik Lebaran dalam mendukung konektivitas penumpang dan barang di Pulau Halmahera,” tutup Irine.

 

 Sumber : detiknews.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال