POSSINDO.COM, Ekonomi – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI)
terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan potensi desa dan memperkuat
ekonomi masyarakat melalui program Desa BRILian. Program ini diluncurkan pada
2020 sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi desa. Hingga akhir
Desember 2024, sebanyak 4.327 desa telah tergabung dalam program ini.Sinergi
BRI dan UMKM Keripik Ubi Jalar Kubu Raya untuk Menghadirkan Produk Lokal
Berdaya Saing Lewat Program Desa BRILiaN.
Kepala Departemen Ekosistem Mikro BRI RO Jakarta 2, Rizki
Yoga M, mengungkapkan bahwa program Desa BRILian bertujuan menciptakan model
percontohan dalam pengembangan potensi desa.
"Desa-desa yang tergabung dalam program Desa BRILian
diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke
desa-desa lainnya," ujar Yoga di kantornya, Menara BRIPens, Jakarta.
Sepanjang 2024, beberapa desa di wilayah Kantor Regional
Jakarta 2 ikut serta dalam program ini, antara lain Desa Sukamantri, Desa Tugu
Selatan, Desa Srogol, Desa Jogjogan, Desa Banyuwangi, dan Desa Jonggol. Seluruh
desa tersebut berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Yoga menjelaskan bahwa salah satu syarat untuk mengikuti
program Desa BRILian adalah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang aktif
dan produktif serta memiliki produk unggulan kawasan pedesaan.
Menurutnya, berbagai manfaat bisa diperoleh desa yang
tergabung dalam program ini. Salah satunya adalah pelatihan gratis untuk
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas manajemen desa. Selain itu, desa-desa
terpilih akan mendapatkan pendampingan langsung dan berkesempatan memenangkan
penghargaan dalam ajang Anugerah Karya Desa BRILian.
Program ini melibatkan berbagai elemen desa, seperti
perangkat desa, pengurus BUMDes, perwakilan badan permusyawaratan desa,
kelompok usaha, serta pelaku usaha muda, seperti Karang Taruna dan Pokdarwis.
Yoga juga menambahkan bahwa desa dengan kluster usaha, yang terdiri dari
minimal delapan orang dengan jenis usaha yang sama, dapat diusulkan untuk
mendapatkan pelatihan.
Lebih lanjut, BUMDes di desa-desa peserta program diharapkan
juga menjadi Agen BRILink guna mempermudah transaksi keuangan masyarakat,
seperti transfer, tarik tunai, pembelian token listrik, pulsa, hingga tiket
transportasi umum.
Program Desa BRILian bertujuan meningkatkan kapasitas
manajemen desa, kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan sektor usaha
unggulan, serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui teknologi
digital.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap pembangunan desa, BRI
kembali membuka pendaftaran Program Desa BRILian 2025. Program ini mendukung
Asta Cita Pemerintah dalam memeratakan ekonomi dan mempercepat pengentasan
kemiskinan. Program ini juga berfokus pada empat aspek utama, yakni penguatan
BUMDes, digitalisasi, inovasi, dan keberlanjutan.
Hingga akhir 2024, jumlah desa binaan dalam program ini
mencapai 4.327 desa, meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 3.178 desa.
Program Desa BRILian 2025 akan terus mengutamakan empat pilar utama dalam
pengembangan desa. Pertama, penguatan BUMDes sebagai penggerak ekonomi desa.
Kedua, digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan akses pasar. Ketiga,
keberlanjutan dalam pembangunan desa yang tangguh. Keempat, inovasi sebagai
solusi adaptif menghadapi tantangan pembangunan desa.
Senior Executive Vice President (SEVP) Bisnis Ultra Mikro
BRI, M. Candra Utama, menegaskan bahwa program ini merupakan upaya BRI dalam
mendorong pengembangan desa berbasis komunitas dan teknologi.
"Melalui Desa BRILian, kami ingin mendorong desa-desa
di Indonesia agar semakin mampu mengoptimalkan potensi ekonomi lokalnya dengan
dukungan ekosistem keuangan digital BRI," ujar Candra.
Menurutnya, desa yang berdaya akan menjadi kunci dalam
menciptakan perekonomian nasional yang kuat dan inklusif.
"Melalui Program Desa BRILian 2025, BRI tidak hanya
menghadirkan pendampingan dan pembinaan, tetapi juga mempertegas komitmen nyata
dalam mewujudkan desa-desa yang inovatif, adaptif, mandiri, dan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari implementasi Asta Cita, BRI terus mendorong penguatan
ekonomi pedesaan melalui kolaborasi, digitalisasi, dan pemberdayaan berbasis
potensi lokal.
Sumber : cnnindonesia.com