POSSINDO.COM, Balangan - Permasalahan perempuan dan anak masih menjadi tantangan serius di Indonesia, mencakup kekerasan, perundungan, ketimpangan gender, hingga pernikahan usia dini. Meski berbagai upaya telah dilakukan, data menunjukkan kasus-kasus ini belum menunjukkan penurunan signifikan.
Sahrudin menambahkan, di era Revolusi Industri 4.0, kemajuan teknologi telah memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi dan melaporkan kasus kekerasan secara cepat melalui internet dan gawai.
Memanfaatkan perkembangan ini, Pemerintah Kabupaten Balangan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, serta Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3APPKBPMD), meluncurkan inovasi digital berupa aplikasi web SAYANG EMAK (Sistem Pelayanan Keluarga Perempuan dan Anak).
Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah masyarakat dalam melaporkan kasus kekerasan, mendaftar konseling pranikah, hingga mendapatkan informasi seputar perlindungan perempuan dan anak tanpa harus datang langsung ke kantor dinas.
“Inovasi ini hadir karena banyak masyarakat enggan melapor akibat kendala jarak. Dengan SAYANG EMAK, masyarakat bisa mengakses layanan hanya dalam hitungan menit, dan data yang dikirim bisa langsung diolah dan ditindaklanjuti oleh petugas,” terang Sahrudin.
Selain mempermudah pelaporan, aplikasi ini juga membantu dalam penjadwalan konseling pranikah secara digital, sehingga menghindari benturan jadwal dengan kegiatan dinas lain.
Ia menambahkan bahwa digitalisasi layanan ini telah berdampak nyata. Jumlah klien yang dilayani oleh Puspaga Sanggam meningkat dari 231 orang pada 2022, menjadi 257 orang di 2023, dan melonjak signifikan menjadi 423 orang pada 2024.
“Kami berharap inovasi ini terus meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan perlindungan perempuan dan anak, sehingga kasus-kasus yang selama ini tersembunyi bisa lebih cepat ditangani,” pungkasnya.(Wahid)